“ Ahhh,..tentu..tentu,..sejak dulu aku hanya menanti ijinmu..”
“ Dia sehat mas,..cewek,..cantik...”
“ Mana..., mana dia..?”
“ Sementara,..kutitipkan di rumah ibu, Mas..”
Aku bergegas turun dari ranjang,..meraih kunci mobil di atas meja rias, yang cerminnya semalam telah kupecahkan. Limbung tubuhku menyadarkan, ternyata kondisiku sedemikian lemah, mungkin baru sekarang semua terasa,...apalagi setelah banyak kehilangan darah.
“ Mas..! Mau kemana? Mas belum sehat benarrr..!”
“ Ayo,..kita jemput dia pulang.., segera..”
“Nanti sore saja, Mas. Kau harus istirahat biar pulih dulu. Dari kapan Mas belum makan? Aku bawakan bubur ayam kesukaanmu. Lagian, lihat,..aku harus merapikan rumah ini. Berantakan sekali sejak beberapa hari aku tak di sini”
“ Hmmh,..baiklah kalau begitu..”
“ Istirahat dulu ya, Paaa..”
“ Iyaaa,..Maaaa..”