Ciiiiiiiiittttt..!!!!
Suara derit roda mobilku yang menggurat aspal jalanan, menjerit dalam lengangnya malam. Seiring pedal rem yang kuinjak begitu keras. Selisih satu depa saja, lajuku nyaris menghantam sosok yang kini tampak pias wajahnya, di seberang kaca. Terduduk gemetar, seorang wanita,..pucat..lusuh dan terlihat...hamil tua!
Meskipun ada rasa kesal, karena kurasa ia telah ceroboh menyeberang jalan, dengan berdebar gugup aku keluar dari mobil, hendak melihat keadaannya. Bagaimanapun juga,..hampir saja aku tak sengaja membunuhnya. Perlahan, kupapah dia ke pinggir jalan.
“ Mbak! Ngelamun ya?! Hati-hati dong kalau nyeberang...!”
Wanita ini palingkan wajah, matanya tajam tepat ke arahku. Ah,...aku benci sorot seperti ini. Kosong melompong penuh misteri, mengingatkanku pada siapa yang telah membuat hari-hariku kacau balau, bahkan hingga tengah malam yang lengang, berada di tempat ini. Aneh sekali, tiba-tiba bibirnya bergetar..bergumam...lalu menyeringai berseri.
“ Bang Doni...?...Kamu Bang Doniii...kaan??”
“ Bu..bukan, kamu salah orang, mbak..”
“ Bukaan?.., Oh,..iya, kamu Bang Arman,..kan?”
“ Bukan juga..”
“ Bang Tino?”
“ Bukaaaan...!” Aku mulai jengkel,..tapi ...sedikit takut.