Mohon tunggu...
C.H.R.I.S.  (Paknethole)
C.H.R.I.S. (Paknethole) Mohon Tunggu... Bapakne cah-cah -

Kiranglangkungipun Nyuwun Agunging Samudra Pangaksami.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kecupan di Ujung Penantian (Selesai)

7 September 2012   11:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

You can take my breath away.”

“ Aduuuh,..lagu itu bikin aku malu saja,..ah..”

“ Ya, ampun, Mas. Belum tidur juga..?”

“ Belum...”

“ Biarin, ah, aku suka lagi ini kok. Udahlah,...tidur..tiduur..”

Hmm. Ya, sudahlah. Terus terang, aku juga memang selalu suka lagu itu. Nampaknya cocok untuk mengiringi lelapku. Hero?..ah,..I can be..., I can be.., demi kamu,..istriku.

Kembali selintas pandangku menerawang pada kaca jendela yang telah lama ia buka. Matahari telah semakin terang ternyata, langit di sana tampak begitu biru, jernih tanpa sebongkah awanpun yang menodainya. Kemarau ini memang begitu panjang, entah kapan akan turun hujan. Namun, yang penting saat ini aku bersyukur karena retak-retak tanah gersangku telah tersembuhkan oleh mencairnya mendung dan bongkahan salju, telah datang kesejukan yang sedari lama kurindukan itu. Penantian ini begitu panjang,...namun kecupan-kecupan itu meluruhkan kegersangan.

Dan akupun kini benar-benar ringan terlelap.

(SEKIAN)

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun