Sesosok wanita mengenakan gaun hitam panajang yang menutupi tubuhnya. Wajahnya mengerikan dengan taring – taring mencuat layaknya seorang drakula yang haus akan darah. Kuku – kukunya menghitam. Kedua pipinya yang berwarna pink, kemudian menghitam dan membusuk. Belatung – belatung berwarna krem berjatuhan dari hidung dan mulutnya. Seketika wanita itu muntah dan muntahannya itu hampir mengenai Bernard. Untung saja Bernard sigap menghindari wanita laknat itu. Dari tangan wanita itu keluar sebuah tongkat dan tongkatnya itu di lemparkan ke arah Bernard. Tongkat itu saat melayang, seketika berubah menjadi seekor ular pyton dan berusaha menggigit Bernard dan ingin menyebarkan bisa laknatnya ke tubuh Bernard. Bernard mampu menghindarinya dan segera berlari keluar dari lorong mengerikan itu. Â
Chapter XV
I surrender all
Kepalanya terasa sangat sakit. Ia memegang keningnya ada darah kering tepat di atas pelipis mata kanannya. Bernard bangkit, ternyata ia tidur di atas rerumputan. Ia melihat sekitar ia berada di pekarangan belakang rumahnya dan tertidur di samping kuburan tua.
“ Ahh, gila. Kenapa aku bisa ada di sini? “ Tukas Bernard setengah tidak percaya.
Sambil memegang kepalanya karena pusing dan berjalan sambil terhuyung – huyung, Be
rnard membuka pintu kamarnya. Ia jatuh dan tergeletak di lantai. Segala pertahanannya runtuh, ia tidak memiliki energi. Seolah ia kalah dalam pertempuran maut antara mahkluk – mahkluk halus dengan dirinya. Bernard merasa mual dan ingin memuntahkan sesuatu.
“ Oeekkkk,,,, “
Seketika kelabang dan kecoak keluar dari mulutnya bercampur dengan darah. Bernard merasa sangat lemah dan ia sangat kesakitan. Tidak menyangka ada binatang mengerikan keluar dari mulutnya. Ia kemudian berusaha bangkit dan segera membersihkan bekas muntahannya. Ia mengambil lap dan membunuh setiap kelabang dan kecoak yang ada di hadapannya. Lalu membuangnya ke tempat sampah.
Tok, tok…..