Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Stealthy

30 Agustus 2021   17:01 Diperbarui: 30 Agustus 2021   17:11 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalanan di jam – jam seperti ini, biasanya akan selalu macet. Karena orang-orang kerja pada umumnya pulang antara pukul 17.00 atau 18.00 wib. Di tambah lagi traffic jam pasti jalanan akan semakin crowded. 

Perhatiannya tertuju pada jalanan yang dipenuhi palang karena banyaknya pembongkaran jalan untuk memasukkan pipa – pipa gas alam. 

Entah berapa lama lagi jalanan berlobang itu akan ternganga dan terabaikan seperti ini. Karena sudah hampir satu tahun belum ada perbaikan lagi dari pemerintahan daerah setempat. Akibatnya kemacetan justru merajalela. 

Tiba – tiba dirasakan perut Bernard terasa agak lapar karena ia menyantap makan siangnya lebih awal di pukul 11.00. Sambil konsentrasi menyetir dan memandang ke arah depan, Bernard mengambil sebuah plastik transparan berisi roti tawar yang disapukan dengan margarin bertaburkan butiran - butiran meses. 

Bernard sontak kaget ternyata ia tergeletak di sebuah tempat pemakaman umum yang berada tidak terlalu jauh dengan kantornya. Ia mengucek kedua matanya ternyata ia memang berada di sana. Ia sangat panik dan berusaha berlari di tempat pemakaman yang membuat bulu kuduknya berdiri dan ia terpental setengah meter akibat sandungan batu yang tidak ia lihat. 

Ia merasa sangat kesakitan dan kemudian ia membuka matanya. Ternyata ia masih berada dibelakang kemudi mobil. Ia tidak mengerti kenapa bisa sampai seperti itu. 

Mengapa ia tiba – tiba berada di sebuah kuburan. Karena masih lapar, Bernard kembali mengingat roti yang akan disantapnya. Ia membuka ikatan plastik roti dan mengeluarkannya kemudian menyantapnya dengan lahap. Setelah santapan roti itu cukup untuk mengganjal perutnya, ia mengambil gelas kemasan air mineral dari tas. 

Merobek plastik atasnya dan meneguknya sekaligus. Ia telah masuk di jalan bebas hambatan dari Serpong ke Karawaci untuk mempersingkat waktu. 

Waktu yang diperlukan hanya lima belas menit di dalam tol dan kemudian Bernard masuk ke sebuah kawasan lippo karawaci mengambil arah ke kiri menuju arah Islamic village dan terus ke arah Perumahan nasional satu Karawaci. Perasaan Bernard cukup excited. Karena, ia akan menuju ke sebuah taman kota yang menjadi salah satu tempat favoritnya.  

Nama lengkapnya Bernard Rahardika Stevenson Adrianto. Bernard adalah nama baptisnya. Rahardika adalah istilah yang disisipkan oleh orang tuanya ke dalam namanya, karena nama ibunya adalah Ratih Arseni dan ayahnya Andika. 

Steven adalah nama tengah ayahnya Bernard dan Adrianto adalah nama keluarga ayahnya. Nama yang sangat panjang bukan? Kadang ia sendiri tidak mengerti maksud orang tuanya memberikan nama itu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun