Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Bloody Chantal

30 Agustus 2021   17:56 Diperbarui: 31 Agustus 2021   00:15 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segala pertahanannya telah runtuh. Kini ia akhirnya menangis. Jiwanya yang pemberani akhirnya luluh lantak. Saat ia mendongak ke atas melihat paman dan tantenya sudah berputar – putar tak karuan. Britney semakin gila. Tiba – tiba pintu kamar terbuka, ia melihat dua mahkluk tak kasat mata masuk ke dalam kamar pamannya. Rambutnya panjang terurai. Rambutnya menutupi hampir sebagian besar wajahnya. Britney tidak tahu siapa mereka. Kedua mahkluk itu seolah menunjuk kepada uncle Sam dan aunty Stella. Lalu mereka merasakan ada kepenuhan di dalam diri mereka. Di depan kamar uncle Sam, Chantal tengah menyeringai dan tersenyum puas. 

Ia sepertinya sedang menantikan sesuatu. Secercah cahaya berkilauan menyelubungi tubuh Chantal. Ia terlihat makin muda dari biasanya. Chantal makin berseri – seri, kedua tumbalnya telah dipersembahkan. Sedotan energi merekalah yang menyegarkan Chantal. Ia tersenyum puas dan bangga dengan hasil kerja para budak yang telah menyembahnya selama ratusan tahun.   

“ Ohhh, tidakkkkkkkkkkkkkkkkkkk….” Teriak Britney

Untunglah ini hanya mimpi. Britney terengah – engah. Ia berkeringat dan hampir gila memikirkan mimpi yang baru ia alami. Britney mulai memutar – mutar matanya dan berusaha mengingat kembali mimpinya.

“ Tidakkk, ternyata boneka itulah penyebabnya. “ Tukas Britney

“ Apa yang harus kulakukan ? “ Selorohnya kembali.

Britney menengok ke kursi tempat dimana ia meletakkan Chantal sebelumnya. Chantal tidak ada di sana. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan memeriksa semua tempat, bahkan sampai ke kolong tempat tidurnya. Chantal tidak ada dimana – mana. Britney bertekad bahwa ia harus membakar boneka itu, sebelum akan berlanjut kejadian – kejadian mengerikan berikutnya. Jangan – jangan pembunuh grandma Wilma adalah Chantal sang boneka terkutuk itu. Britney panik, ia takut, jangan sampai Chantal akan membunuh anggota keluarganya satu – persatu. Ia menuju kamar paman dan tantenya. Ia membuka pintu, ternyata kamar itu kosong tidak ada siapa – siapa.

“ Uncle, Aunty, Brandon, Aaron. Where are you guys ? ”

Ia mengelilingi rumah dan tidak menemukan satu orangpun di rumah. Sudah pukul sebelas lebih tiga puluh menit dan tidak ada satu orang pun di rumah. Ini sungguh gila.Britney memeriksa sampai ke belakang rumah, tetapi sia – sia tidak ada satu orang pun disana. Pikirannya menjadi gila, apa ini ada hubungannya dengan boneka sialan itu. Ditengah hiruk pikuknya suasana hati Britney, Chantal sedang berada di balik ruang santai. Intinya malam ini, Britney harus mati di tangannya. Iya atau tidak sama sekali. Britney masih berusaha mencari di mana boneka sialan itu berada.

Lolongan serigala di tengah malam, membuat Britney seperti orang gila. Bagaimana mungkin ia berada di rumah sendirian, sementara ada suara serigala di malam hari seperti ini. Britney berlari dan menuju setiap pintu, jendela dan menguncinya rapat –rapat. Britney menuju setiap kamar di lantai dua dan mengunci setiap pintu dan jendela. Kali ini, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melawan bedebah cilik itu. Britney kembali turun ke lantai bawah. Ia menuju gudang dan mengambil kampak milik uncle Sam. Ia kembali mencari di sudut ruang. Tiba – tiba lampu mati. Britney tidak bisa melihat apa – apa, sambil meraba – raba dinding Britney berusaha menuju ruang tamu dan membuka pintu untuk memeriksa apakah saklar listrik di luar rumah dalam keadaan turun atau naik. Ia membuka pintu.

Krekk,,,, dan melihat ternyata listrik dalam keadaan turun, ia menekan kenop listrik ke atas dan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun