Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Bloody Chantal

30 Agustus 2021   17:56 Diperbarui: 31 Agustus 2021   00:15 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chapter I

Libur telah tiba

Cakrawala membuncah, setelah angin besar tadi malam. Nampaknya cuaca hari ini akan cerah, itulah yang diharapkan sebagian besar penduduk desa ini. Awan biru menggantung indah. Sinaran mentari mengintip sejenak melalui segerombolan awan dan tidak sabar untuk menghujani seluruh mahkluk dengan kemilaunya yang sangat indah. 

Buah karya Tuhan untuk ciptaannya di atas muka bumi. Gemericik air terdengar jelas ditelinga, tatkala seekor ikan meluncur ke udara dan kembali membenamkan dirinya ke dalam air, bermain sesukanya dan menghabiskan waktunya pagi ini. Seolah ingin mengucap syukur kepada Sang Khalik karena berkenan menciptakan dirinya beserta air danau yang menyegarkan ini. Alunan kicir – kicir di atas kandang kuda, bergerak seturut angin sepoi – sepoi yang berhembus menerpanya.

Belasan burung merpati terbang indah di atas danau yang tenang. Kicauannya yang indah membuat setiap orang ingin berlama – lama di tepi danau itu. Semerbak aroma melati dan mawar tercium menghipnotis kumbang untuk menghisap madunya. Tanaman – tanaman itu tumbuh subur, pasti karena ada tangan – tangan terampil yang merawatnya. 

Hamparan rumput hijau tertata rapi di pekarangan seperti habis dipotong, ditemani oleh beberapa semut merah yang berbaris menuju sebuah pohon tua di pinggir rumah. 

Sebuah mesin pemotong rumput bersantai disamping pintu utama kandang kuda. Ringkikan beberapa kuda membangunkan beberapa penduduk di desa itu. Keheningan telah ditinggalkan oleh gelapnya malam, menyusuri subuh untuk berganti pagi hari. Akankah ada aktivitas bagi mereka yang terbangun oleh kuda – kuda berisik itu. 

Siapa sih pemiliknya. Mengganggu saja ! Sebuah kursi terbuat dari tembaga menghadap danau, ukirannya berupa tiga belas bunga mawar berwarna keemasan. Kursi yang berdiri indah itu basah akibat embun dan seraya mengharapkan ada orang yang akan mendudukinya. Sebenarnya hanya untuk menunjukkan fungsinya, bukan ? Sebagai sebuah kursi. Ia menawarkan sebuah pemandangan indah bagi siapa saja yang berhasil mendudukinya.

Dua angsa putih memasukkan kepala mereka ke dalam air danau, berharap dapat memenuhi tembolok mereka yang haus akan ikan segar. Dua buah ayunan berdiri sombong di samping pekarangan, bergerak lembut searah semilir angin yang menerpanya. Hembusan angin ini tidak biasanya, membuyarkan keinginan anak – anak untuk bermain. Karena angin ini pertanda akan turun hujan disertai angin. Burung gagak membunyikan suaranya yang parau, bertengger diatas pohon menyombongkan bulu – bulunya yang hitam pekat. Sebuah jalan setapak yang terhubung dari rumah menuju danau dipenuhi oleh ranting – ranting kecil yang bila terinjak akan menimbulkan suara retakan ranting yang indah. Tidak ada yang mampu menggantikan suasana ini, semua tergambar indah dengan sempurna. Memang, patutkah disyukuri atas pemandangan indah yang dibuat oleh Sang Pencipta. Ciptaannya adalah baik adanya.

Britney mengusap kedua matanya menggunakan punggung tangannya yang mungil, memicikan matanya supaya terbiasa dengan sinar matahari yang masuk dicelah – celah ventilasi kamar yang agak kotor. Ia merenggangkan otot – otot kaki dan tangannya, membereskan dress piyamanya yang agak tersingkap dan kemudian bangkit dari tempat tidur. Ia menarik seprei bergambar snow white, yang berantakan dan lepas dari ujung – ujung kasur single bednya. Merapikan bed cover dan mengenakan sandal berwarna pink berbentuk salah satu dua belas kurcaci snow white. Hari ini adalah hari pertama libur panjang. Di mana Britney, Aaron dan Brandon ingin menikmati kesegaran suasana pedesaan dan tinggal di rumah uncle Sam dan aunty Stella yang terletak di bawah kaki gunung Cherrish. Sebenarnya agak sulit bagi mereka untuk mendapatkan izin libur di rumah uncle Sam. Tapi uncle Sam meyakinkan ayah, sehingga mereka bisa tinggal selama liburan di rumah uncle Sam. Britney meluncur ke dalam kamar mandi, menyambar handuk kecil dari jemuran handuk kecil yang berdiri kokoh di samping pintu kamar mandinya, ia menggosok giginya sambil wajahnya dihadapkan pada wastafel. Ia menyalakan air keran dan membasuh wajahnya lalu menyeka wajahnya dengan lembut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun