Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ia yang Menerobos Hujan

7 Oktober 2020   20:45 Diperbarui: 7 Oktober 2020   20:49 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Isi amplop ini sengaja aku simpan. Sudah lama. Akan kuberikan kepada laki-laki yang berani menerobos hujan. Iya, itu kiasan. Maksud aku adalah laki-laki yang punya nyali besar. Laki-laki yang terus berjalan mengejar cintanya, walau pekatnya hujan menghadang."

Ah, seperti yang dulu kutafsirkan, pikirku. Apakah yang ada dalam amplop itu? Sebuah puisi lagi?

"Tadinya aku pesimis. Laki-laki itu tidak akan pernah kutemukan. Tapi aku salah. Hari ini kamu membuktikan, kamulah laki-laki itu. Kesetiaanmu pada cinta masa kecil yang mungkin oleh kebanyakan orang lain dianggap main-main menjadi bukti bahwa kamulah sang penerobos hujan itu."

Disodorkannya amplop jingga yang tak direkat itu.

"Bukalah", ujarnya lembut.

Agak bergetar tanganku membukanya. Kuambil isinya. Jantungku memacu lebih cepat. Isinya bukan puisi seperti perkiraanku, melainkan sebuah foto. Foto hitam putih. Foto seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan. Foto yang sama dengan foto yang kutunjukkan kepada Rara.

Seketika aku terlompat.

"Raraa....!" Keras suaraku kegirangan. Hampir tak percaya.

"Kamu....!"

Rara tertawa lebar tanpa suara seraya mengangguk berkali-kali. Di kedua sudut matanya deras mengalir air mata. Ingin aku menghambur memeluk erat tubuhnya, tapi nantilah. Besok atau minggu depan. Aku tak perlu waktu lama untuk melamarnya. Dengan cinta. Pasti. Dan, dan, aku seperti mendengar kembali suara Rara pada sore berhujan tipis itu, "akan kuterima cintanya..."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun