"Iya nih, En. Bukain dong pagarnya. Di luar lagi panas," ucap Lili sambil mengipas leher menggunakan tangannya. Endo menganggukkan kepala membalas perkataan Lili. Sebentar saja, pagar terbuka lebar, mempersilakan Lili dan sepeda motornya masuk ke dalam kediaman Endo.
      "Mana Ibu kamu, En?" tanya Lili begitu ia memarkirkan sepeda motornya.
      "Ibuku lagi di ruang tamu. Lagi baca majalah."
      "Bukan hanya kamu aja yang suka membaca tapi Ibu kamu juga."
      "Ya bisa dibilang kebiasaan membaca ini menurun dari Ibuku. Tapi bedanya mamaku suka baca majalah sama tabloid.  Oh itu Ibuku," tunjuk Endo kemudian Lili menghampiri Ibu Endo yang sedang membaca. Ibu Endo menurunkan majalahnya saat ia melihat seorang perempuan sebaya dengan putranya menghampiri dirinya.
      "Perkenalkan tante nama saya Lili Aulia Kasih. Saya temannya Endo," ucap Lili sambil menyalam punggung tangan perempuan paruh baya itu.
      "Oh saya kira kamu ini pacar anak saya," gurau Ibunda Endo pada Lili. Pipi perempuan itu merah semu mendengar gurauan Ibunda Endo padanya.
      "Ibu..." Endo memandang ibunya dengan wajah malu bercampur kesal.
      "Kalau begitu duduk dulu, Dek. Endo, kamu bikin minum sama pacar ups maksud Ibu teman kamu ini," ujar ibunya sambil menyuruh anaknya ke dapur.
      Bola mata Lili mengitari seisi ruang tamu keluarga Endo. Di sana bisa terlihat ada dua rak buku berisi berbagai macam jenis buku terpajang rapi. Bisa disimpulkan kalau keluarga Endo merupakan keluarga yang mencintai buku dan karya sastra. Inilah yang membuat Lili bersemangat untuk berbincang-bincang dengan Endo.
      "Silakan diminum dulu, Dek." Ibunda Endo tiba dengan sebuah nampan yang di atasnya terdapat gelas berisi cairan kuning jeruk bercampur pecahan es batu. Lili mengangguk takzim sambil meraih gelas yang disodorkan ibunda Endo padanya. Lili menyeruput sedikit cairan itu lalu meletakkan gelasnya kembali ke atas meja.