Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pemuja dan Memujamu

26 Januari 2018   19:56 Diperbarui: 26 Januari 2018   20:09 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Pasti tentang---"

            "Ya Endo. Kamu pandai sekali membaca pikiranku, hahaha." Perempuan berkulit putih vanili itu tertawa senang.

            Memang tidak begitu banyak para siswa berada di kantin itu tapi mendengar percakapan mereka berdua, membuat para penghuni kantin menoleh. Sadar dirinya menjadi bahan perhatian, Richard menyilangkan sendok dan garpu di atas mangkuk yang masih berisi mi.

            "Kita bicara saja di luar," tahan Richard.

            Sebelum meninggalkan kantin, Richard membayar mi pesanannya terlebih dahulu. Lalu diikuti Lili di belakang. Kini mereka berdua berada di samping koperasi, jauh dari kantin.

            "Sekarang kau bisa mengatakan di mana dia. Kau tahu 'kan, aku menyukai Endo dan aku ingin mengungkapkan perasaan padanya," jelas Lili. Tapi bukannya menjawab pertanyaan Lili, lelaki berkulit langsat itu memilih bungkam. Menatap iba perempuan itu. Lili masih sabar menunggu jawaban Richard.

            Richard terus berdoa dalam hati semoga ada keajaiban terjadi agar dia tidak berlama-lama dengan perempuan itu.

            Suara bel elektronik membahana ke seluruh penjuru sekolah.  Daun telinga Richard sigap menangkap suara itu. Ia mengembuskan napas lega. Keajaiban itu telah terjadi.

            "Sudah waktunya masuk, Lil. Setelah pulang sekolah, aku akan beritahu deh apa yang terjadi sebenarnya," tandas Richard sambil berbalik badan meninggalkan Lili.

            "Aku tunggu ya." Lili juga berpaling meninggalkan Richard menuju kelasnya.

            Sepanjang perjalanan menuju kelas, semua orang di sana menatap Lili dengan tatapan jeri dan janggal. Sudah  dua hari belakangan ini tak sedikit penghuni sekolah mendengar desas-desus itu. Sebuah berita tidak mengenakkan tentang dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun