Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Warnet

4 Mei 2015   17:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun , itu semua tak berlangsung lama . Di depan COM 7 , tepatnya di COM 14, terdengar lagi suara jemari seseorang tengah mengetik . Kali ini , suara jemarinya kuat menekan tuts keyboard , sehingga menimbulkan bunyi ' klatak klatak ' . Begitu suara itu muncul lagi , aku langsung berdiri dan menegakkan badan usai memeriksa PC ini .

Kujaga terus derap langkah kakiku agar tak menimbulkan suara berisik yang mengganggu tidur malam pak Tejo di lantai 3 . Aku semakin dekat dan akhirnya tiba di depan dinding bilik . Kumelihat seseorang tengah mengetik dengan posisi kepala menunduk ditutupi oleh rambut panjang acak - acakan . Aku terlonjak kaget begitu ia mendongakkan kepalanya .

Aku diam seribu bahasa . Dia perempuan dengan separuh wajah hancur setengah seperti tergesek oleh aspal jalanan , memperlihatkan tulang tengkorak dan bola mata yang tak utuh lagi . Wajahnya sebelah lagi mengeluarkan nanah bercampur darah yang mengalir dari bola matanya . Makhluk mengerikan itu melemparkan senyuman getir ke arahku . Aku melihat giginya rontok hanya menyisakan gusi yang telah tertutup oleh darah .

" Ba-ba-ngg ...             Ko ko - kom-puter 12 . "

Begitu dia berbicara , tanpa banyak kata , aku mundur dari sana , pontang - panting menuju lantai dua , kamarku . Sangking takutnya , aku bisa langsung melompati anak tangga yang berjarak 4 langkah .

Pancaran sinar matahari menyorot ke arah wajahku . Baru aku sadar hari sudah pagi . Aku beringsut dari tempat tidurku tapi hatiku merasa sangat was - was . Bayangan penampakan perempuan itu masih membekas di benakku . Terlebih bunyi kertakan tulang tangannya yang membuat telingaku berdenging .

Dengan banyaknya keanehan - keanehan yang terjadi di warnet tempat aku bekerja , semakin menguatkan dugaanku bahwa yang dikatakan oleh Erni itu memang benar . Siapapun takkan bertahan lama bekerja di sana dengan bayaran semahal apapun , jika tempatnya mencari rezeki itu dihuni oleh makhluk - makhluk gaib .

Menjelang dua bulan , aku masih tetap bertahan untuk bekerja di warnet ini . Aku harus bersentuhan dengan dunia astral yang membuat bulu kudukku berdiri . Timbul dalam hati untuk pindah dari sini , tapi urungkan sementara karena uang yang kukumpulkan belum mencukupi sekaligus mengungkap misteri yang terkandung di dalamnya .

Seperti biasanya , wanet ini selalu ramai oleh para pengunjung yang mayoritas didatangi oleh anak - anak sekolah . Juga , yang membuatku betah di sini adalah pak Tejo selalu memberiku uang tip jika warnet penuh oleh pengunjung dan perlu kau tahu jumlah uang tip yang diberikan pak Tejo tidaklah sedikit , pernah berkisar sampai 350 ribu .

Mataku masih terpusat di layar kaca di mana aku sedang memainkan game online yang kugemari . Namun sebuah suara yang agak berat , membuyarkan konsentrasiku , terpaksa aku mengalihkan perhatianku padanya .

" Ada apa bang ? " kataku sambil mengangkat sedikit alis mata .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun