Waktu yang tersisa siang ini kupakai untuk memperhatikan Erni cara mengoperasikan time billing dari masing - masing COM . Ia mengajariku cara mengaktivasi time billing , membuat paket per jam hingga menambah paket . Sepertinya aku tidak terlalu kesulitan untuk memahami apa yang diajarkan oleh Erni , malah aku semakin bersemangat .
Aku tak habis pikir , kenapa Erni yang baru satu minggu berada di sini berniat untuk mengundurkan diri . Menurutku pak Tejo itu orang baik , ia kelihatan ramah dan cara berbicara yang begitu berwibawa . Aku tahu saat aku diwawancarai olehnya . Namun , aku tidak terlalu mau mencampuri apa yang menjadi urusannya , biarlah itu menjadi urusannya sendiri .
Sehari telah berlalu bersama Erni . Kini aku betul - betul siap menjalankan tugasku sebagai operator warnet . Sekarang waktu menunjukkan pukul 21 . 00 . Aku merebahkan diri dan merasakan empuknya kasurku yang sudah disediakan oleh pak Tejo untukku dan untuk Erni juga . Dia berada di kamar sebelah , tak jauh dari kamarku . Usai makan malam bersama dengan pak Tejo dan Erni aku memutuskan untuk ke kamarku . Di sana , aku melepaskan letihku dengan memutar musik di handphoneku menggunakan headset.
Alunan musik yang begitu lambat dan lembut membuatku tak kuasa menahan rasa kantuk luar biasa . Tak pernah aku mengantuk sehebat ini , sekalipun aku pernah bekerja 14 jam dalam sehari di toko handphone tempat aku melamar kerja .
Aku pun tak bisa lagi membuka kelopak matanya sedikit pun dan aku hanyut dalam tidurku .
Aku tersentak mendapati diriku berada di sebuah ruangan begitu remang hingga aku harus memaksimalkan kerja mataku . Sedikit demi sedikit aku mulai terbiasa dengan suasana ruangan itu . Telingku menangkap sayup suara jeritan , lebih tepatnya suara jeritan wanita . Aku merasa kurang yakin dengan suara yang kudengar , coba menajamkan pendengaranku dan melangkah mengikuti sumber suara itu .
Tolooong !
Suara itu makin jelas terdengar . Sekarang aku yakin itu benar - benar suara wanita , namun jeritan itu begitu lirih dan menyayat hati . Siapapun pemilik suara itu , pasti ia dalam kondisi terdesak , amat membutuhkan pertolongan . Aku harus cepat menemukannya .
Kondisi jalan yang sangat remang dan diselimuti hawa - hawa angker , tak menyurutkan niatku untuk menemukan pemilik suara itu . Aku makin mempercepat langkah kaki hingga aku melihat sesuatu di hadapanku .
" TOLOONGG ! "
Sesosok makhluk berbadan bongsor berambut gimbal , matanya sebesar bola pingpong merah menyala .Kulit hitamnya ditumbuhi rambut - rambut kasar dan lebat tengah menatapku penuh amarah . Aku tak bisa menggerakkan badanku bahkan mataku terus terbeliak memandangi makhluk mengerikan itu .