Namun arah pandanganku tertuju pada sesuatu yang digenggam oleh makhluk itu dan itu adalah - Erni . Di sana Erni terlihat begitu pasrah , ia hanya diam membisu membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya . Pelupuk matanya sembab dan basah oleh air mata , tak bisa lagi ia kira berapa kali ia menangis , mengiba , memohon agar dirinya dilepaskan , tapi semuanya sia - sia . Makhluk itu makin menguatkan genggamannya pada kedua tungkai kakinya sambil menyunggingkan seringai lebar yang menakutkan .
Uhahahahaha .. hahahahahhaha !
Tawa makhluk itu menggelegar bak gemuruh memecah kesunyian alam semesta . Ia menertawai ketidakberdayaanku yang tak mampu menolong gadis malang tersebut . Tak sadar , aku menitikkan air mata sambil merutuki diriku sendiri yang tak bisa berbuat apa - apa .
Makhluk itu membuka lebar - lebar mulutnya . aku gentar sekaligus takjub melihat deretan gigi geligi yang tajam dan membaui aroma nafasnya yang tidak sedap . Sebenarnya aku  ingin sekali muntah namun mulutku masih mengatup erat , aku hanya menahan rasa mual yang semakin menjadi - jadi di dalam perutku .
Ia melepaskan genggamannya dan membiarkan Erni jatuh ke dalam lubang kegelapan tak berujung itu .
TIIIDDDAAAKK !!!
Detak jantung berdebuk begitu kencang , tarikan nafas memburu cepat . Mataku membeliak seraya bangkit dari tidur .
ERNI !
Diliriknya jam dinding yang berada di sebelah kirinya - 02 .00 . Aku merasa setiap kejadian yang terjadi dalam mimpiku - sosok makhluk itu dan Erni - semuanya begitu tampak nyata . Memikirnya saja sudah membuatku merinding setengah mati . Tak karuan . Tapi aku berusaha untuk tenang . Kutarik nafas pelan - pelan lalu hembuskan perlahan . Kini , aku sudah sedikit lebih tenang . Sebelum aku tidur , aku berdoa terlebih dahulu agar mimpi yang terjadi tadi tidak terulang . Meskipun begitu , masih ada terselip kekhawatiran tentang keadaan Erni , aku harap dia baik - baik saja .
Malam sudah terlewati . Pancaran sinar mentari sudah menembus ventilasi kamarku . Aku yang menyadari kamar semakin panas , beranjak dari kasur menuju kamar mandi . Bayangan mimpi buruk semalam sudah mulai terlupakan . Aku mulai melangkahkan kaki menuju kamar mandi yang berjarak 10 meter dari kamarku .
Aku sudah berada di luar kamar . Mataku teralih perhatiannya pada kamar Erni . Yang membuatnya semakin aneh , kamarnya sudah digembok . Apakah dia sudah pergi ? . Padahal ini masih jam setengah tujuh - cepat sekali dia pergi . Aku termangu di depan pintu kamar Erni dan menempelkan daun telingaku di pintu itu . Aku tak mendengar setitik suara pun di dalam . Yang kudengar hanya suara detak jantungku yang berdetak pelan .