Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Warnet

4 Mei 2015   17:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Ada apa , nak ? " balasnya .

" Kalau boleh tahu , sudah berapa lama ibu bekerja sebagai tukang masak di sini ? "

" Sekitar 3 tahun . "

" Sudah lumayan lama ya , bu . " ucapku setengah kuat sambil berbalik badan menghadap arah sang ibu .

" Ya begitulah . Kalau tidak salah , kamu ini kan tukang jaga warnet yang berada di sana kan ? " Sang ibu mendongakkan kepalanya ke kanan . Bunyi dentingan sudip beradu di dalam wajan tak kalah mengimbangi percakapan kami .

Aku mengangguk , ia benar dengan apa yang dikatakannya . " Kamu apa tidak merasa takut bekerja di sana ? " lanjut sang ibu .

" Tidak , bu . Memangnya ada apa di sana ? "

" Kamu tahu nak , warnet tempat kamu bekerja itu dulunya dalah sebuah ruko . Ruko yang dulunya adalah milik seorang pengusaha elektronik . Semua warga di sini kenal dekat dengan sang pengusaha karena ia sering memberikan bantuan kepada warga yang kurang mampu . Warung makan ini adalah salah satu bukti dermawannya sang pengusaha itu . "

Aku takjub mendengar pengakuan ibu tersebut . Aku tak menyangka masih ada orang kaya yang mau berbagi dengan orang - orang yang taraf hidupnya berada di bawahnya . Namun , aku agak penasaran , apanya yang mesti ditakutkan dari ruko tersebut .

" Namun itu semua tak berlangsung lama . Sang pengusaha mengalami kerugian besar  akibat barang - barang yang s'lama ini masuk ke tokonya adalah barang - barang ilegal . Hampir saja , ia terjerat kasus penyeludupan barang ilegal oleh pihak kepolisian . Untuk membayar semua kerugian yang diterimanya , dia menjual semua aset yang dimilikinya termasuk ruko itu . Ditambah lagi dengan kematian anak tunggalnya dalam sebuah kecelakaan , membuatnya semakin tertekan dan depresi .

Sebuah nasi goreng yang berada di atas sebuah piring itu sudah tersaji di hadapanku . Meskipun rasa lapar sudah menjejali perutku , tetapi aku masih tertarik dengan cerita ibu penjual nasi goreng tersebut . Aku sama sekali tidak menyangka jika ruko yang sekarang beralih fungsi menjadi warnet itu punya sejarahnya tersendiri .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun