" Ada apa , nak ? " balasnya .
" Kalau boleh tahu , sudah berapa lama ibu bekerja sebagai tukang masak di sini ? "
" Sekitar 3 tahun . "
" Sudah lumayan lama ya , bu . " ucapku setengah kuat sambil berbalik badan menghadap arah sang ibu .
" Ya begitulah . Kalau tidak salah , kamu ini kan tukang jaga warnet yang berada di sana kan ? " Sang ibu mendongakkan kepalanya ke kanan . Bunyi dentingan sudip beradu di dalam wajan tak kalah mengimbangi percakapan kami .
Aku mengangguk , ia benar dengan apa yang dikatakannya . " Kamu apa tidak merasa takut bekerja di sana ? " lanjut sang ibu .
" Tidak , bu . Memangnya ada apa di sana ? "
" Kamu tahu nak , warnet tempat kamu bekerja itu dulunya dalah sebuah ruko . Ruko yang dulunya adalah milik seorang pengusaha elektronik . Semua warga di sini kenal dekat dengan sang pengusaha karena ia sering memberikan bantuan kepada warga yang kurang mampu . Warung makan ini adalah salah satu bukti dermawannya sang pengusaha itu . "
Aku takjub mendengar pengakuan ibu tersebut . Aku tak menyangka masih ada orang kaya yang mau berbagi dengan orang - orang yang taraf hidupnya berada di bawahnya . Namun , aku agak penasaran , apanya yang mesti ditakutkan dari ruko tersebut .
" Namun itu semua tak berlangsung lama . Sang pengusaha mengalami kerugian besar akibat barang - barang yang s'lama ini masuk ke tokonya adalah barang - barang ilegal . Hampir saja , ia terjerat kasus penyeludupan barang ilegal oleh pihak kepolisian . Untuk membayar semua kerugian yang diterimanya , dia menjual semua aset yang dimilikinya termasuk ruko itu . Ditambah lagi dengan kematian anak tunggalnya dalam sebuah kecelakaan , membuatnya semakin tertekan dan depresi .
Sebuah nasi goreng yang berada di atas sebuah piring itu sudah tersaji di hadapanku . Meskipun rasa lapar sudah menjejali perutku , tetapi aku masih tertarik dengan cerita ibu penjual nasi goreng tersebut . Aku sama sekali tidak menyangka jika ruko yang sekarang beralih fungsi menjadi warnet itu punya sejarahnya tersendiri .