Lelaki itu memasuki bilik begitu aku sudah mengaktifkan billing . Sekilas dia bisa melihatku dengan wajah agak pucat dan tanganku gemetar mengeluarkan bulir - bulir peluh . Tapi ia tidak terlalu memikirkannya dan aku masih berusaha untuk melupakan kejadian barusan dan beranggapan mungkin saja anak laki - laki itu sudah pergi tanpa aku ketahui karena aku juga fokus dengan game online yang sedang kumainkan .
Hampir satu bulan di sana , aku yakin dari gajiku dan tip tambahan yang diberikan pak Tejo setiap kali aku berjaga , aku pasti bisa mengirimkan sedikit uang untuk orang tuaku di kampung sana . Di tengah kesibukanku sebagai operator warnet , aku masih bisa menyempatkan diri menelepon kedua orang tuaku . Hatiku lega mendengar kabar bahwa keadaan mereka berdua baik - baik saja begitupula dengan kedua adikku . Aku selalu menasihati kedua adikku agar mereka belajar dengan giat dan selalu berbakti pada ayah dan ibu .
Malam ini begitu senyap . Ya , sudah menjadi aturan bahwa warnet tutup pada pukul sebelas malam . Jam dinding sudah menunjukkan jam sebelas dan tangan kananku sudah bersiap memegang sapu ijuk dan sebuah kemoceng . Ada yang beda dengan hawa di warnet ini Padahal tidak turun hujan , tapi udara di sekitarnya begitu dingin . Dinginnya sampai - sampai membuat tulangku menggigil . Aku harus menggosok - gosokkan kedua tanganku , menciptakan rasa hangat yang cuma bisa bertahan sesaat .
Tangan kiriku masih sibuk bergerak sana - sini menjamah setiap perangkat yang terpasang di sana . Kini aku masih membersihkan papan keyboard . Tak lupa juga , meja tempat PC itu berdiri , juga tak luput dari penglihatanku . Ada saja orang yang mengotori meja dengan abu rokok padahal aku sudah meletakkan satu asbak pada masing - masing COM . Aku hanya bisa menggeleng pelan sambil meraih sapu yang bersandar di sampingku .
Saat aku menyapu sisa - sisa smpah dan putung rokok yang sudah kukumpul dahulu dari COM 1 , sayup - sayup telingaku mendengar sebuah suara . Awalnya pelan , namun semakin kutajamkan pendengeranku , suara itu makin keras . Suara itu betul - betul berasal dari COM 6 .
Tap tep tap tep
Aku menduga itu seperti suara jemari seseorang sedang mengetik huruf - huruf di tuts keyboard . Mendadak detak jantungku berdegup kencang . Bagaimana mungkin ada orang di sana ? Bukankah pada jam setengah sebelas tadi warnet sudah betul - betul kosong ? . Pikiranku terbawa oleh dugaan - dugaan bahwa PC di COM 6 sedang dipakai oleh makhluk halus .
Sempat aku mengabaikan suara itu , namun semakin kuabaikan suara jemari itu semakin intens beradu dengan tuts - tuts keyboard . Bulu romaku meremang . Tubuhku tegang . Aku mulai tak tahan dengan semua keanehan ini . Kukumpulkan keberanianku untuk melihat siapa yang berada di dalam . Kuletakkan sapu ijukku bersandar di dinding bilik . Kulangkahkan kakiku pelan - pelan karena aku sendiri sudah ketakutan setengah mati .
Derap kaki seiring dengan suasana wanet yang semakin mencekam begitu akan memasuki pukul 11 . 30 . Mulai dari COM 1 sampai 5 , aku tidak menemukan keanehan apapun . Kosong . Kini , aku sudah menjejakkan kaki di samping dinding bilik COM 6 .
Aku sempat terdiam beberapa detik menyiapkan mental jika ada sesuatu yang makhluk tak kasat mata muncul di hadapanku . Rasa ketakutan masih menguasai hati . Kukumpulkan setitik keberanian dan nyali memasuki bilik . Aku memang tidak bisa mengontrol rasa takutku , sampai - sampai aku harus menutup kedua mataku . Begitu aku sudah berada di depan bilik , perlahan tapi pasti , aku mulai membuka kelopak mataku dan menjumpai - tidak ada apapun di sana .
Ternyata , tidak sesuai dengan apa yang kupikirkan . Bagian dalam bilik benar - benar kosong . Tidak ada seseorang pun yang mengetik tuts keybord . Komputer mati . Semua dalam kondisi mati total .