Mohon tunggu...
A K Basuki
A K Basuki Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjauhi larangan-Nya dan menjauhi wortel..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(FiksiHorror) Tujuh

14 Mei 2011   12:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:42 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lha?"

"Kalau memang sirep, kenapa mataku tetap mentheles?"

Mat Wiji terkekeh lagi mendengar pertanyaanku dan menyalakan rokok lintingannya.

"Rogoh saku celanamu!" perintahnya. Aku manut. Setelah merogoh saku celana komprangku yang memang hanya satu dan letaknya di belakang, aku menemukan sehelai daun dadap srep berukuran kecil dan dilipat di sana.

"Apa ini?" tanyaku sambil membuka lipatan itu dan mendekatkannya pada lampu  teplok. Samar-samar, aku melihat beberapa bentuk yang menyerupai aksara-aksara yang tidak kupahami. Sepertinya di goreskan dengan arang.

"Rajah," desisku.

Mat Wiji tertawa lagi.

"Obat anti tidur. Anti sirep. Aku hanya memberikannya untukmu," katanya masih terkekeh.

"Kapan bapake masukin ini ke saku?"

"Tadi.Yang jelas, hanya kita berdua malam ini."

Dadaku berdebar-debar. Setelah penjelasannya tentang gangguan yang tadi, apakah setelah ini masih akan ada gangguan lagi?

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun