"Apa yang jangkrik?" Mat Wiji tiba-tiba telah berada di atasku, merenggut kerah bajuku dan menarikku bangkit.
"Anak kurang ajar itu!"
"Anak yang mana?"
"Yang tadi. Baru saja dia menyuruhku pulang dan menyodorkan sesuatu."
Air muka Mat wiji berubah.
"Sesuatu? Apa?"
"Entahlah, aku tidak menerimanya dan dia menamparku."
Mat Wiji tertawa terkekeh-kekeh melepaskan kerah bajuku..
"Bodoh sekali kau, dia pasti memberimu uang. Kenapa tidak kau terima?"
"Uang?"
"Ya, uang. Aku telah ditawarinya sejak hari yang pertama, tapi aku menolak dan kini di hari terakhir dia melakukan hal yang sama padamu."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!