Mohon tunggu...
Ari Fakhrizal
Ari Fakhrizal Mohon Tunggu... Guru - Guru

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Kau, dan Ayah

24 Juni 2024   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2024   13:45 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku, Kau Dan Ayah

 Bel pulang berbunyi, jam di tangan sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. Matahari telah menunjukkan keperkasannya dengan pancaran sinar panasnya yang hampir membakar kulit. 

Pulang menyusuri sisi jalan, berjalan tak tentu arah, mataku terus menatapi totoar jalan membayangkan kedua orang tuaku yang akan berpisah, teriakan mereka saat bertengkar memekakan telingaku, membuat seisi rumah bagaikan neraka bagiku.  Di tambah lagi cemoohan tetangga yang setiap hari membicarakan diriku dan kedua orangtuaku. Aku sudah tak tahan lagi, ingin aku rasanya pergi dari rumah. Hatiku terus menjerit.

"Sa..., Salsa..."! Sahut Rani teman kelasku.

"Sa, aku lihat dari tadi kau muruuung... terus, ada apa sih! pasti lagi ga punya duit ya!" Tanya Rani. "Ah... tidak!" 

"Lalu kenapa dong?" Tanya Rani kembali.

"Tidak apa-apa, cuma akhir-akhir ini nilaiku anjlok terus nih!" jawabku menyembunyikan permasalahannya pada Rani.

"Oh gitu, setahuku nilaimu memang selalu jelek kan, he .. he ...he ...!

"Ran, kita main yuk"?  Ajakku

"Main kemana"? Tanya Rani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun