Mohon tunggu...
Ari Fakhrizal
Ari Fakhrizal Mohon Tunggu... Guru - Guru

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Kau, dan Ayah

24 Juni 2024   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2024   13:45 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa shubuh datang menjelang, azan shubuh pun berkumandang menggema hampir di pelosok negeri, membangunkan para insani yang sedang dibuai mimpi indah. Sahutan ayam jantan meramaikan suasana shubuh yang  kokokannya membahana kesetiap pelosok kota, tetesan embun tampak masih membasahi rerumputan hijau. Sedang matahari masih enggan untuk menampakkan sinar terangnya. Aku segera beranjak mengambil air wudhu. 

Kubasuh wajahku dengan air wudhu, kurasakan dinginnya air hingga keseluruh tubuh yang ku tidak pernah rasakan sebelumnya. Karena selama ini aku tidak pernah bangun pagi-pagi sekali, sholat shubuhpun hampir tidak pernah sehingga jarang bersentuhan langsung dengan air wudhu. 

Tampak yance sudah menungguku untuk melaksanakan sholat berjamaah. Dibelakangnya sudah terpasang sajadah berwarna merah dengan motif bunga mawar yang indah dan sebuah mukena putih bermotif rajutan bunga matahari, Aku segera mengenakannya. Aku angkat kedua tanganku dan pada saat ku mengucapkan takbiratul Ihram tiba-tiba bergetar hati ini hingga ke seluruh tubuhku, air mataku pun meleleh membasahi pipiku saat kuteringat kembali wajah ayah dan bunda. 

Sehabis sholat shubuh Yance mengajariku membaca Al Quran, ini kali pertama aku mengenal dan bersentuhan langsung dengan Al Quran yang selama ini tidak pernah kubaca, bahkan menyentuhnya sekalipun. Sehabis mengaji Aku pergi ke dapur menyiapkan sarapan. Tiba-tiba terdengar sahut-sahut suara memanggil nama Yance di luar sana.

"Yance! Yance!". Teriak Mami.

"Suara siapa itu Yan?"

" Itu suara Mama, cepat sembunyi" Pinta Yance pada Salsa.

"Kenapa harus sembunyi?" Tanya Salsa bingung.

"Nanti saja aku ceritain, cepat sembunyi di dalam lemari".

"Sebentar 'Ma!" teriak Yance menjawab sahutan sang mama. Dengan mukena yang masih melekat di tubuhnya. Ia bergegas berlari menuju pintu depan rumah dan membukanya. "Kenapa lama sekali!" Sahut Sang mama marah.

"Ma...af 'Ma! tadi saya baru selesai sholat shubuh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun