Mohon tunggu...
Ari Fakhrizal
Ari Fakhrizal Mohon Tunggu... Guru - Guru

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Kau, dan Ayah

24 Juni 2024   12:46 Diperbarui: 24 Juni 2024   13:45 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"jangan, akan lebih aman jika kamu tinggal disini."

Satu jam sudah berlalu, namun tanda-tanda akan adanya penggerebegan belum ada, membuat Yance sedikit cemas. 

 "Hai, Yan!"  

"Salsa, apa yang kamu lakukan disini?" tanya Yance terkejut.

Tadi seeorang yang mengaku pamanmu datang ke kontrakan mencarimu, namanya Agus. Aku kesini hendak memberitahukanmu." Terang Salsa.

"Mau apa lagi dia mencariku?" Tak lama kemudian Pak agus datang ke kafe dengan dua orang polisi berpakaian preman dan langsung menuju ruangan Mama Tina.

"Polisiii...!" Teriak pengawal yang ke dalam kafe.

"Mama, ayo kita pergi dari sini?" Sigap sang pengawal menarik tangan mama."

Melihat gerak gerik mama Tina dan pamannya yang akan kabur. Yance berlari kearah pintu belakang dan mengunci pintu dari dalam. Pa Bayu yang merangsek masuk ke dalam kantor langsung melakukan tembakan peringatan ke udara guna mencegah sang mama kabur, namun dibalasnya tembakan itu oleh sang pengawal. "Dor.... dor.... dor .."Sembunyi di belakangku..!" teriak pak Bayu kepada Salsa dan Yance.

 "Menyerahlah! kalian sudah terkepung." Teriak Pa Bayu. Pa Agus yang menggenggam senjata tidak mau menyerah begitu saja. Ia menyelinap mendekati Pak Bayu dan langsung memuntahkan peluru  ke arah Pak Bayu "Awaaasss!" Teriak Salsa pada Pak  Bayu sambil mendorongnya ke lantai "Dor.... dor....! Pak Bayu  terjatuh terhindar dari tembakan itu namun pelurunya melesat menyerempet tangan kirinya dan langsung menembus dada Yance. Yance langsung roboh dan jatuh dipelukan Salsa dengan bersimbah darah. Pa Bayu segera bangkit dan merebut senjata dari genggaman Pak Agus. Lalu ia memberikannya sebuah hadiah tendangan melingkar ke arah rahang kanan Pak Agus. "Braak....!" Pak Agus pun terkapar.

"Tidaak..... Yance, bangun!" Teriak Salsa histeris meratapi kepergian Yance yang baru semalam dikenalnya.  Seakan tidak percaya Salsa juga bertemu dengan ayahnya dalam situasi seperti ini. Air matanya kembali membanjiri kedua pipinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun