"Aku lapar, maukah kau membelikanku makan, aku belum makan. Uangku sudah habis untuk membeli makan" Keluh Salsa dengan sedikit memelas. "Ooo...kamu lapar, aku pikir kamu sedang hamil." "Hmm ...., Baiklah, kita ke rumah ku saja, rumahku di ujung jalan ini kok, nanti kamu bisa makan di rumahku." Â Tapi makannya hanya dengan pecel lele, tidak apa-apa kan, maklum anak kontrakan."
Oh, Tidak apa-apa kok, ." Â
"Terima kasih ya mau menemaniku pulang!"
"Aku yang seharusnya berterima kasih karena kamu telah menolongku." Setibanya di rumah Yance. Ekspresi wajah Salsa berubah, saat melewati bapak bapak paruh baya yang sedang asyik bercengkrama dengan wanita malam.
"Tempat apa ini Yan?" Tanya Salsa.
"Tenang saja jangan takut mereka tidak akan mengganggu" Terang Yance.
Saat kami berpapasan dengan seorang pemuda yang tengah mabuk, tanganku di tariknya
"Sini sayang temani Om bermain!" sontak kuteriak berusaha melepaskan cengkraman tangan jahil itu.
"Lepaskan ... lepaskan ....!" Dengan cepat Yance mengambil wajan yang tengah di jemur warga, lalu menghantamkannya ke wajah laki-laki itu hingga terjengkal. "Baeng ...!"
"Jangan coba-coba ganggu temen gue!" Tukas Yance kepada pemuda itu. Pemuda itu pun segera pergi.
"Kamu tidak usah takut mereka tidak akan mengganggumu lagi." Kata Yance menenagkanku. Setibanya di rumah, Yance langsung bergegas mengambil sebungkus nasi yang memang dia sudah persiapkan untuk makan malamnya.