Mohon tunggu...
Anita Kencanawati
Anita Kencanawati Mohon Tunggu... Penulis - Ketua WPI (Wanita Penulis Indonesia) Sumut

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Laskar Cilik Penjaga Sungai Deli

20 November 2019   17:49 Diperbarui: 13 Desember 2019   08:02 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Kita berenang dulu yok, tanpa ban. Setelah itu, baru pakai ban," saran Udin.

"Ayoooo....!" sambut Saipul.

Lalu ketiganya menceburkan diri ke Sungai Deli, yang airnya saat itu hanya setinggi bahu mereka. Udin, Fahmi, dan Saipul begitu gembira bisa berenang bersama-sama di Sungai Deli. Sungai yang sejak kecil sudah sangat akrab bagi mereka. 

Anak-anak Sungai Deli umumnya pandai berenang. Sejak kecil mereka mandi di sungai, dan menyaksikan orang-orang yang berenang di sungai. Hal itu membuat anak-anak yang belum bisa berenang, jadi terpacu untuk bisa berenang.

Setelah puas berenang, Fahmi mengambil ban yang ada di pinggiran sungai, lalu membawanya ke tengah sungai. Begitu pula dengan Udin dan Saipul. Mereka pun memasukkan kepala dan setengah badannya ke dalam ban, dan meletakkan kedua tangannya pada pinggiran ban. Melemaskan sekujur tubuh, dan membiarkan kedua kaki bergerak-gerak dalam air sungai.

Meski air Sungai Deli sekarang berwarna kekuning-kuningan, tapi anak-anak dan warga pinggiran Sungai Deli, selalu merasa sangat bergembira bisa berenang di sungai itu. Selain berenang, warga setempat menggunakan air Sungai Deli untuk mandi, dan mencuci. Tetapi untuk air minum dan memasak, mereka membeli air isi ulang.

Dibandingkan dengan dua tahun yang lalu, sebelum Bang Didi dan kawan-kawannya datang mendirikan sanggar belajar, saat ini lingkungan dan kondisi Sungai Deli jauh lebih bersih. 

Dua tahun yang lalu, lingkungan dan kondisii Sungai Deli tempat Udin bermukim, sangat kotor.  Sampah menumpuk di setiap sudut pemukiman, di pinggiran sungai, dan berserakan di dalam sungai. Air sungai bukan hanya kuning, tapi juga berbau. Jauh berbeda dengan kondisi sekarang, tidak ada lagi sampah yang nampak di dalam sungai. Begitu pula di pinggiran sungai. 

Bang Didi bersama kawan-kawannya yang merupakan pegiat komunitas peduli Sungai Deli,  berhasil memberikan penyuluhan dan kesadaran pada warga bantaran Sungai Deli, tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan Sungai Deli. 

Pada hari-hari tertentu, Bang Didi bersama kawan-kawannya, dibantu warga, serta anak-anak sanggar, melakukan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar Sungai Deli. Mereka mengutipi sampah yang masih  dibuang orang ke dalam sungai. Lalu membakar sampah-sampah itu setelah kering, di pinggir badan jalan, dekat pemukiman warga. 

Pada hari-hari biasa, walau pun bukan hari gotong royong, warga maupun anak-anak pinggiran Sungai Deli, sudah mulai terbiasa mengutipi sampah jika ditemukan di pinggiran sungai atau di dalam sungai. Sampah-sampah itu dikumpulkan di suatu tempat, kemudian dibakar setelah banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun