"Sebentar lagi azan Maghrib, Fahmi. Besok saja, ya. Mudah-mudahan besok, belajar di sanggar lebih cepat selesainya," jawab Udin.
"Diiiiinnn.....!" suara seseorang terdengar pula memanggil Udin. Rupanya Saipul yang baru turun dari tangga bangunan sanggar. Saipul lebih muda setahun dari Udin. Saipul masih kelas lima SD.
"Mau kemana, kalian?" tanya Saipul pada Udin dan Fahmi.
"Ini, Pul. Fahmi mengajak berenang di sungai. Tapi aku bilang jangan, sebentar lagi azan Maghrib," kata Udin pada Saipul.
"Oiyalah, sebaiknya kita ke mesjid saja. Sebentar lagi azan Magrib. Kita sholat berjamah," saran Saipul.
"Ayo, aku setuju. Kamu ikut kami, Fahmi?" tanya Udin pada Fahmi.
"Ya..iyalah, mana mungkin aku pergi berenang sendirian di sungai," jawab Fahmi seraya tertawa. Udin dan Saipul pun ikut tertawa.
Selama dalam perjalanan menuju mesjid yang tidak jauh dari tempat Udin dan kawan-kawan tinggal, tiga sekawan itu membicarakan tentang sejarah Sungai Deli yang diajarkan Bang Irfan.
"Ternyata, sungai kita dulu bagus ya. Airnya jenih, banyak ikannya, dan menjadi tempat lalu lintas kapal untuk kegiatan perdagangan," ujar Udin masih terkagum-kagum dengan sejarah Sungai Deli masa lalu.
"Iya, aku juga tidak menyangka, Sungai Deli dulu pernah bagus dan hebat," Fahmi ikut memberi komentar.
"Beda sekali dengan Sungai Deli yang sekarang, ya, kawan-kawan," sahut Saipul.