Mohon tunggu...
Anita Kencanawati
Anita Kencanawati Mohon Tunggu... Penulis - Ketua WPI (Wanita Penulis Indonesia) Sumut

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Laskar Cilik Penjaga Sungai Deli

20 November 2019   17:49 Diperbarui: 13 Desember 2019   08:02 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kawan Bang Didi yang sore itu menjadi sukarelawan untuk mengajar Udin dan anak-anak di sanggar, merupakan mahasiswa Sejarah. Dia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, sebelum menyampaikan pelajaran. Namanya, Bang Irfan.

Bang Irfan menceritakan tentang sejarah Sungai Deli, yang baru pertama kalinya didengar Udin. Di usianya yang menginjak  duabelas tahun, dan saat ini duduk di kelas enam Sekolah Dasar, belum pernah sekali pun Udin mendengar orang atau gurunya bercerita tentang sejarah Sungai Deli.

Karena itu, Udin dan kawan-kawannya di ruangan sanggar menjadi sangat serius mendengarkan Bang Irfan bercerita tentang sejarah Sungai Deli. Bagi mereka, Sungai Deli merupakan bagian kehidupan yang sudah melekat dan mereka jalani sejak kecil. Mandi, bermain-main, membantu orang tua membersihkan peralatan dapur setelah selesai digunakan, merupakan kegiatan sehari-hari yang mereka jalani di Sungai Deli. 

"Sungai Deli merupakan salah satu dari delapan sungai yang ada di Kota Medan,  penyumbang sumber air terbesar bagi penduduk Kota Medan. Hulu Sungai Deli terletak di dataran tinggi yang berada di antara Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo," kata Bang Irfan, memulai pelajaran.

 "Pada masa kerajaan Deli, Sungai Deli menjadi jalur transportasi dalam aktivitas perdagangan. Sungai Deli menjadi urat nadi perdagangan ke daerah lain," tambah bang Irfan lagi.

Udin terpaku. Ia tak menyangka, ternyata pada masa dulu, Sungai Deli tempatnya sekarang sering bermain bersama kawan-kawan yang tinggal di pemukiman bantaran Sungai Deli, pernah menjadi jalur transportasi perdagangan. "Pastilah dulu banyak kapal yang lalu lalang di Sungai Deli ini," gumam Udin, bicara pada diri sendiri. 

"Adik-adik perlu tahu, di masa dulu, Sungai Deli ini airnya jernih. Banyak ikannya, seperti ikan gabus, ikan lele, udang batu. Tapi sekarang, sudah tidak ada lagi. Ada yang tahu, kenapa?" tanya Bang Irfan pada Udin dan kawan-kawannya.

"Karena airnya kotor, Bang...," jawab Udin.

"Betul, adik-adik. Kotor, karena banyak yang membuang sampah ke sungai. Ikannya pada bermatian," jelas Bang Irfan.

Udin menganggukkan kepalanya. Begitu pula anak-anak yang ada di ruangan sanggar. Semua mengganggukkan kepala.

Di akhir pelajaran yang diberikan Bang Irfan tentang sejarah Sungai Deli, Bang Irfan meminta anak-anak sanggar yang merupakan anak-anak bantaran Sungai Deli, agar ikut membantu menjaga kebersihan Sungai Deli. Kata Bang Irfan, anak-anak sanggar, merupakan laskar cilik penjaga Sungai Deli agar sungai senantiasa dalam kondisi bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun