"Iya..." kata Fahmi.
"Syukurlah, bapak itu sudah sadar," sebut Saipul.
"Kita harus maafkan bapak itu, karena bapak itu sudah berani mengakui kesalahan dan mau minta maaf," kata Udin.
"Iya.." gumam Fahmi
"Betul," sahut Saipul.
Setelah mendengarkan warga menyatakan sudah memaafkannya, Pak Ridwan mengucapkan terima kasih. Dia menutup kata sambutannya. Kemudian berjalan ke pinggiran sungai, mendatangi warga, menyalami para warga sambil menyampaikan permohonan maaf.
Bang Didi yang menyaksikan semua itu, tersenyum lega. Sebenarnya, dia sudah tahu tentang Pak Riidwan yang akan menyampaikan permohonan maafnya pada warga bantaran Sungai Deli, di acara perayaan HUT Kemerdekaan RI itu.
Pada waktu Bang Didi mengunjungi rumah Pak Ridwan dua minggu yang lalu, untuk meminta sumbangan, Pak Ridwan sangat terkejut. Pak Ridwan baru tahu kalau Bang Didi merupakan pembina sanggar belajar di pemukiman bantaran Sungai Deli. Apalagi ketika mengetahui, Bang Didi merupakan pengurus komunitas peduli Sungai Deli.
"Warga bantaran Sungai Deli sangat menjaga kebersihan lingkungan pemukimannya dan kebersihan sungainya, Pak," kata Bang Didi pada Pak Ridwan, saat itu.
Pak Ridwan yang merasa bersalah karena pernah membuang sampah di pinggiran Sungai Deli, kemudian memberikan sumbangan uang untuk kemeriahan acara HUT Kemerdekaan RI di bantaran Sungai Deli.Â
Bang Didi terkejut menerima uang dalam jumlah yang cukup besar dari Pak Ridwan. Bang Didi merasa heran dan penasaran, mengapa Pak Ridwan menyumbang uang dalam jumlah cukup besar? Rasa penasaran Bang Didi terbaca oleh Pak Ridwan. Kemudian Pak Ridwan menjelaskan kesalahan yang pernah dilakukannya dengan membuang sampah di pinggiran Sungai Deli.Â