Mohon tunggu...
Anggita Zahra_XMIPA5
Anggita Zahra_XMIPA5 Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Pelajar SMA jones yang mencari kebahagiaan lewat ruang imaginasi. Hidup tanpa halusinasi bagai malam tanpa bintang, dapat dijalani namun samasekali tidak berkesan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Apa dengan Museum G30SPKI?

16 Oktober 2023   13:43 Diperbarui: 16 Oktober 2023   14:04 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku berpikir sejenak, alangkah baiknya jika aku menolong-nya saja. Mungkin ia memang membutuhkan bantuanku. Aku jadi teringat dengan pesan nenek-ku, ia pernah berkata jika aku harus senantiasa menjadi orang yang sabar dan suka membantu orang lain. 

"Baiklah, aku akan membantu bapak," jawabku. 

"Bagus, sekarang ayo ikut saya!" seru-nya sembari berjalan ke suatu tempat. 

Aku segera mengikutinya. Ia mengantarku ke sebuah lorong yang cukup gelap. Langkah kakinya begitu cepat, rasanya aku tak mampu lagi untuk mengejarnya.

"Bapak! Maaf, bisakah bapak berjalan dengan sedikit perlahan?" tanya-ku sembari sedikit berlari untuk mengejarnya.

"Oh iya, maaf," jawab-nya lagi dan ia mulai memperlambat langkah kakinya. 

"Ngomong ngomong, bisakah kau membawa kunci ini untuk sementara waktu?" tanyanya seraya memberikanku sebuah kunci kuno berkarat. 

Aku hanya bisa menerimanya dan membawanya seperti yang ia perintahkan. Ia benar-benar sigap selayaknya tentara. 

'Apakah pelatihan penjaga museum sama seperti pelatihan militer?' Aku bertanya-tanya. 

Beberapa lama kemudian, sebuah anomali muncul dari lorong gelap tak berujung ini. Rasanya aku seperti menghirup bau aneh yang sangat menyengat. "Maaf ya jika disini sedikit bau, karena kami petugas museum diharuskan membakar beberapa kemenyan," ucapnya seraya berjalan. Aku hanya bisa mengiyakan apa yang ia katakan. 

Hingga akhirnya kami berhenti di sebuah ruangan. Terpampang dengan jelas sebuah lukisan besar seorang jenderal yang gagah di salah satu sudut dinding ruangan tersebut. Terdapat pula beberapa sesajen di depan lukisan itu. Tiba-tiba saja petugas museum itu mengeluarkan sebuah keris dari sabuk celananya. Sejak kapan seorang penjaga museum memiliki senjata tajam seperti itu. Astaga...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun