(29) Penyongsong Tuah
Duduk dalam hening,
memenjakan pandangan ke ketinggian angkasa yang baru saja terbuka.
Bibirku rapat terkunci,
namun di dalamnya  kuhidupkan dzikir
untuk mengguncang langit yang telah sunyi.
Langkahku dipimpin shalawat,
berharap setiap bulir kalimatnya menjelma rahmat.
Duhai Raja Bumi dan langit,
pemutus maut dan muara segala harapan,
Padamu, sekali lagi kutitipkan Do'a,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!