Aku terisak;
Aku menunggu hadirmu
Dan kini,
Satu-satunya yang tersisa hanyalah goresan yang aku buat sebahagai prasasti kesendirian
Kapanpun sunyi merasuk jiwamu, kemarilah
pesan kopi terpahit dengan kenangan termanismu
Genggam kesedihanmu sebagai duka paling bahagi
(24) Kopi dan Kata, Kursi dan Kita
Aroma kopi yang diseduh pagi hari
Menyeruak hingga membangunkan aksara untuk meniti
Pun dengan segala filosofinya yang kau pahami
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!