Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Love in Dumay: Cinta yang Menyentak

26 Juli 2015   09:06 Diperbarui: 1 April 2017   08:57 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan dalam proses itulah Ben kembali terjebak. Seringkali tanpa disadari, Ben banyak menggunakan kata yang sama dengan Ci, baik diksi maupun warnanya. Atau seperti kejadian tadi saat secara spontan Ben ‘meminjam’ sifat polos Ci, hingga terjadilah kesalah pahaman dengan Sa tersebut.

Atau berapa banyak bagian diri Ben yang kemudian menjadi diri Ci, dan sebagainya-dan sebagainya yang semoga saja bukanlah menjadi sesuatu yang lebih buruk dari sebelumnya. Sebab memang dengan cara itulah kemudian segalanya tertransfer, yang lantas akan berkembang atau justru malah membusuk karena hanya disimpan sebagai pengalaman atau cuma kenangan.

Tapi bukannya menjawab pertanyaan Ci, Ben justru kembali menarik Ci, masih tanpa ba-bi-bu dan segala basa-basi yang itu-itu melulu. Dan agar tak memancing kontroversi kembali seperti di chapter yang ke-2, langsung saja mereka ber ‘Tuing...! Tuing...!’ berdua.

Zappp...!!!

Kembali setting berubah. Kali ini tampak kelompok kecil pepohonan karet terbelah jalan setapak berbahan dasar paving dan terakota.

“Ini UI, Ben...!” seru Ci tak dapat menyembunyikan girangnya.

“Ho-oh,” jawab Ben pendek. Sebab ini memang kampus kuning tersebut.

“Itu dia orangnya, Ci...!” seru Ben sembari menunjuk seorang remaja yang baru keluar dari musholla fakultas.

“Woiii...!” teriak Ben dengan gaya norak sambil melambaikan tangan dan kurang peduli lingkungan. Tapi Ben cuma melambaikan tangan kanannya, sebab jika tangan yang kiri ikut-ikutan juga, ben takut disangka cheerleader... :-D

“Ayo cepetan, Ci...! Aduuuwh... ribet banget sih, jalannya...!” ucap Ben tidak sabaran, yang membuat Ci geleng kepala sambil mati-matian tancap gas agar tak tertinggal jauh dari langkah Ben yang bongsor banget itu.

“Woi...! Once...! Pe kabar...?!” seru Ben semangat sambil merangkul pundak si gondrong itu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun