“WHEN I WAS YOUNG, I KNOW ANOTHER BAST*RD LIKE YOU...!!!” ucap Sa tajam dan amat pedas kepada Ben, setelah sebelumnya mendorong tubuh Ben hingga tersungkur ke belakang.
“Kau salah paham, Sa! Saaa...!!!”
Tapi Sa tetap berlalu, meninggalkan Ben dan Ci yang bungkam dan patung. Sementara di suatu tempat yang agak tertutup, seseorang mengawasi semua adegan itu dengan hati berkaca-kaca. Yang.
Apakah tulisan ini masih butuh untuk dilanjutkan? Keluh Ben pada dirinya sendiri, yang entah kenapa tiba-tiba saja merasa amat lelah. Sebuah lelah yang sangat.
*************************************************************************
(6) SAMPAH YANG DIPANGGIL AJO
“Kenapa semuanya harus berakhir seperti ini, Ben…? Kenapa Ben tidak bertanya saja tentang hal lain…?” tanya Ci, yang walaupun dengan intonasi amat lembut, namun tetap kental dengan aroma ‘ngatur; dan ‘nuntut’ itu.
Inilah barangkali penyebab mengapa suami-istri terlihat berwajah serupa. Sebab sunatullah dalam setiap interaksi menjadikan para pihak saling mempengaruhi, mewarnai atau terwarnai, bahkan hingga terjadi akulturasi serta singkretisme fisik juga psikis tanpa mereka sadari.