Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Love in Dumay: Cinta yang Menyentak

26 Juli 2015   09:06 Diperbarui: 1 April 2017   08:57 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

(Cerita sebelumnya: Karena penasaran pasca menikahkan Sa (Sahabat Pelangi bin Sampah Zaman) dengan Yang (Motivasi binti Yangditertawakan) yang hanya berkenalan melalui fesbuk tanpa pernah bertemu sebelumnya, Ben mengajak Ci, salah satu teman wanita yang dikenalnya di dunia maya, untuk menjenguk pasangan ajaib tersebut. Dimulailah petualangan mereka mencari tahu makna cinta, dengan cara masuk ke dunia digital, berlompatan dari satu laman ke linimasa yang lainnya, yang ternyata menguras banyak emosi…)

 

#3 Sebuah Cinta Bernama: Sa

Episode terbengong-bengong. Harusnya ini judul yang paling tepat sebab dalam tulisan ini Ben benar-benar dibuat banyak melongo.

Bengong yang pertama saat mendadak muncul Sa dari gua besar yang berada di depan Ben, yang semakin bertambah rasa kebingungannya saat tiba-tiba Sa dan Ci saling berteriak, “Kau...!!!” secara berbarengan.

“Udah saling kenal yah, Ci...” ucap Ben beberapa saat ketika sudah tidak budek lagi akibat teriakan mereka berdua.

“Ini Sahabat Pelangi, Ben…” jawab Ci, yang diiringi anggukan kecil dari Sa.

Sahabat Pelangi? Lelaki ini? Jadi itu beneran nama dia? Ben pandangi lagi sosok jangkung berambut agak gondrong itu dengan lebih seksama. Celana lapangan coklat tanah, kemeja hitam dengan lengan digulung santai hingga bawah siku, serta sebuah carrier dengan warna yang senada dengan celananya. Mmh... Nih orang gaya berpakaiannya kenapa mirip sama Ben, yah...?

Nama yang cukup unik, batin Ben sambil mencari-cari sebab apa dia bernama demikian. Dulu waktu menjadi penghulu mereka, Ben pikir itu cuma nickname dia doang.

Apakah wajahnya berwarna-warni seperti pelangi? Tidak juga. Hidungnya barangkali, belang-belang kaya Om Tukang Zina yang ada di kota-kota? Ah, hidungnya biasa aja. Atau… bisa jadi tubuhnya yang loreng pelangi seperti macan belang? pikir Ben sambil berusaha ngintip ke balik pakaian dia.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun