Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Love in an Annoyed Look (Part 1)

14 Oktober 2024   21:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/YumikasariPutri412 

Saat mereka kembali ke kelas, Alya merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Perasaan yang selama ini ia coba abaikan mulai terasa lebih nyata. Setiap kali ia berada di dekat Arga, perasaannya semakin sulit dikendalikan. Ini bukan lagi hanya tentang persahabatan yang penuh dengan argumen dan kesal. Ada sesuatu yang lebih dalam.

Dan Alya tahu, cepat atau lambat, ia harus menghadapi perasaan itu—atau mungkin, hanya membiarkannya berkembang dengan cara yang tak terduga.

Bab 4: Ketidakpastian yang Mengganggu

Alya menatap layar laptopnya, namun pikirannya jauh melayang. Di hadapannya, Arga duduk dengan wajah serius, sekali lagi tenggelam dalam riset mereka. Tapi bagi Alya, proyek ini bukan lagi satu-satunya hal yang mengganggu pikirannya. Semakin ia bekerja bersama Arga, semakin jelas perasaan yang selama ini ia coba abaikan.

“Alya?” suara Arga membuyarkan lamunannya.

“Hah? Apa?” Alya mengerjapkan mata, berusaha kembali fokus.

“Kamu udah dapet bagian yang kamu riset? Aku butuh data itu buat merapikan analisisnya,” kata Arga dengan nada netral, meski ada sedikit kekhawatiran di matanya.

Alya merasa wajahnya memerah sedikit. "Iya, iya... maaf, aku nggak fokus tadi. Aku akan selesaikan sekarang."

Arga hanya mengangguk dan kembali menatap laptopnya. Meski sikapnya tampak biasa, Alya merasakan bahwa Arga mulai menyadari ada sesuatu yang mengganggunya. Namun, ia terlalu takut untuk mengungkapkannya, apalagi jika itu menyangkut perasaan yang mulai tumbuh terhadap Arga.

Setelah beberapa jam bekerja dalam keheningan, akhirnya Alya menyerahkan hasil risetnya kepada Arga. "Ini bagian aku," katanya, berusaha terdengar profesional.

Arga mengangguk sambil menerima flashdisk yang diberikan Alya, namun alih-alih langsung fokus pada pekerjaannya, ia menatap Alya sebentar. "Kamu kelihatan nggak seperti biasanya. Ada yang salah?"

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun