Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Love in an Annoyed Look (Part 1)

14 Oktober 2024   21:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/YumikasariPutri412 

Alya mengangguk, meski ia merasa ada sedikit rasa pahit di hatinya. “Baiklah. Aku mengerti.”

Mereka berdua menghabiskan sisa sore itu dalam keheningan, masing-masing memikirkan apa yang diungkapkan. Alya tahu bahwa hubungan mereka masih dalam perjalanan, dan meskipun ada ketidakpastian, ia percaya bahwa apa pun yang terjadi, mereka akan menemukan cara untuk melewatinya bersama.

Tapi, saat mereka kembali ke pekerjaan mereka, Alya tidak bisa menahan perasaan bahwa waktu akan segera menjadi penentu bagi hubungan mereka. Mungkinkah mereka akan menemukan jalan keluar dari ketidakpastian ini, ataukah mereka akan terus berputar di tempat tanpa menemukan kejelasan? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Bab 7: Pertemuan Tak Terduga

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan minggu demi minggu mereka semakin mendekati tenggat waktu presentasi. Alya dan Arga semakin sering bekerja sama, membagi tugas, dan berusaha menjaga suasana hati mereka tetap ceria meskipun tekanan terus meningkat. Mereka belajar untuk saling mendukung dan menghadapi tantangan yang ada.

Namun, di balik kerja keras itu, Alya masih merasakan ada sesuatu yang terpendam dalam dirinya. Setiap kali ia melihat Arga, ia merasakan ketertarikan yang mendalam, tetapi juga rasa ragu. Arga sering kali tampak terjebak dalam pikirannya sendiri, seolah ada sesuatu yang menghalangi dia untuk sepenuhnya terbuka.

Suatu sore, setelah sesi kerja yang panjang, Arga meminta Alya untuk menemaninya ke sebuah acara seminar di kampus. “Ini tentang manajemen waktu dan proyek. Mungkin kita bisa mendapatkan beberapa wawasan berguna untuk presentasi kita,” jelasnya.

Alya setuju, meskipun di dalam hatinya ia merasakan ada lebih dari sekadar belajar yang ingin mereka lakukan. Acara seminar itu diadakan di aula besar dengan banyak peserta. Saat mereka memasuki ruangan, Alya melihat banyak wajah-wajah yang dikenalnya, tetapi satu wajah menarik perhatian lebih dari yang lain—Mira, mantan pacar Arga.

Mira adalah sosok yang menawan dan karismatik. Alya ingat betul bagaimana hubungan Arga dan Mira berakhir, dan meskipun mereka berdua telah berusaha menjalin persahabatan, Alya merasakan ketegangan di udara. “Arga, itu Mira,” katanya sambil menunjuk ke arah Mira yang sedang tertawa dengan beberapa teman.

Arga menatap Mira dan seketika wajahnya berubah. “Oh, ya... Aku hampir lupa. Dia juga akan hadir di sini.”

Alya bisa melihat ketegangan di wajah Arga. “Apakah kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan khawatir.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun