Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Love in an Annoyed Look (Part 1)

14 Oktober 2024   21:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:57 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/YumikasariPutri412 

“Kita harus bisa! Kita sudah bekerja keras sejauh ini, kita nggak bisa menyerah sekarang,” jawab Arga dengan semangat, meskipun jelas ada kegugupan di wajahnya.

Dengan perasaan campur aduk, Alya mengangguk. “Oke, kita lakukan! Mari kita bagi tugas dan mulai segera.”

Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan kerja keras dan tekanan yang semakin meningkat. Alya dan Arga menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan, mempersiapkan materi presentasi, dan berdebat tentang detail-detail kecil. Alya mulai merasa frustasi, terutama ketika Arga menjadi terlalu fokus pada detail hingga kehilangan pandangan keseluruhan proyek.

Suatu malam, saat mereka kembali ke apartemen Alya setelah bekerja hingga larut, Alya tidak dapat menahan diri. “Arga, kita perlu bicara!” ujarnya, suaranya penuh emosi.

Arga berhenti di pintu, menatap Alya. “Tentang apa?”

“Tentang cara kita bekerja. Aku merasa kamu terlalu terfokus pada detail dan itu membuat kita kehilangan arah. Kita butuh strategi yang lebih jelas untuk menghadapi deadline ini,” kata Alya, berusaha menyampaikan pendapatnya.

Arga terdiam, wajahnya menunjukkan bahwa ia merasa tersinggung. “Aku hanya ingin yang terbaik untuk proyek ini, Alya. Kita nggak bisa santai ketika waktu kita terbatas!”

“Aku juga ingin yang terbaik, tapi kita tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa kita juga butuh istirahat dan melihat gambaran besarnya. Kita bukan robot, kita manusia,” jawab Alya, merasa emosinya semakin memuncak.

Mereka berdua terdiam, saling menatap. Alya merasakan ketegangan di udara. Tidak ingin memperpanjang argumen, Alya melanjutkan. “Aku hanya ingin kita bekerja sama dengan lebih baik. Ini bukan tentang siapa yang benar atau salah. Aku tahu kita bisa melakukannya, asal kita saling mendukung.”

Arga menghela napas, tampak berpikir. “Kamu benar. Mungkin aku memang terlalu terfokus pada detail. Aku minta maaf jika itu membuatmu merasa tertekan,” katanya pelan.

Alya merasa lega mendengar permintaan maaf Arga. “Tidak apa-apa. Aku juga harus lebih sabar. Mari kita coba mencari cara untuk bekerja lebih baik sama-sama.”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun