Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Love in an Annoyed Look (Part 1)

14 Oktober 2024   21:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/YumikasariPutri412 

Setelah Mira pergi, Alya merasa ada ketegangan di antara mereka. “Kau baik-baik saja, Ga?” tanyanya, berusaha menahan nada cemburu dalam suaranya.

“Ya, aku baik-baik saja. Hanya sedikit terkejut melihatnya,” jawab Arga, mencoba tampak santai meskipun Alya bisa melihat keraguan di matanya.

Alya mengangguk, tetapi hatinya mulai gelisah. “Kau yakin tidak ada yang ingin kau katakan tentang dia?”

Arga menatap Alya dengan serius. “Alya, aku berjanji padamu. Mira adalah bagian dari masa lalu. Aku ingin fokus pada kita.”

Mendengar kata-kata itu, Alya merasa sedikit lega, tetapi ia masih merasa tidak nyaman. “Aku hanya tidak ingin ada rahasia di antara kita, Ga. Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal.”

Arga menghela napas, lalu menggenggam tangan Alya. “Aku akan selalu jujur padamu. Jika ada yang mengganggu, katakan saja. Kita bisa menghadapinya bersama.”

Malam itu, saat Alya pulang, pikirannya dipenuhi dengan keraguan dan ketakutan. Ia tahu bahwa hubungan mereka tidak bisa diukur hanya dengan perasaan yang ada saat ini. Bayang-bayang masa lalu Arga, terutama Mira, selalu mengintai di sudut-sudut pikirannya.

Di tengah malam, Alya terbangun dari tidur. Ia memutuskan untuk menghubungi Arga. “Ga, bisa kita bicara?” tulisnya di pesan.

Tidak lama kemudian, Arga membalas. “Tentu, Alya. Aku akan datang.”

Ketika Arga tiba, suasana di apartemen Alya terasa tegang. “Ada apa? Kau terlihat cemas,” kata Arga, duduk di sofa.

“Aku hanya ingin membahas tentang Mira. Aku tidak bisa berhenti memikirkan dia,” kata Alya, merasa berat untuk mengatakannya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun