Pertemuan itu berakhir dengan suasana tegang, tetapi Arjuna merasa lega. Dia tahu, jalan yang dipilihnya mungkin tidak mudah, tetapi itu adalah jalan yang benar. Saat dia keluar dari gedung DPR, langit Jakarta terlihat lebih cerah, seolah-olah mengisyaratkan awal baru yang penuh harapan.
Di koridor kekuasaan yang penuh intrik dan godaan, Arjuna memutuskan untuk tetap berpegang pada integritas. Meskipun perjalanan ini berliku, dia percaya bahwa kebenaran dan kejujuran akan membimbingnya menuju tujuan yang lebih mulia.
Chapter 4: Ancaman dan Aliansi
Arjuna merasa lebih tenang setelah menolak tawaran suap dari Pak Bram. Meski tahu risiko yang mungkin dihadapinya, dia yakin dengan keputusannya. Hari-hari berikutnya, dia berfokus pada tugas-tugasnya sebagai anggota DPR, berusaha menjaga integritas dan komitmennya untuk melayani rakyat.
Namun, keputusan Arjuna segera membawa konsekuensi. Suatu pagi, ketika dia tiba di kantornya, Maya menyambutnya dengan wajah cemas.
"Pak Arjuna, Anda harus melihat ini," kata Maya, menyerahkan sebuah koran pagi yang halaman depannya dipenuhi berita tentang skandal suap yang melibatkan beberapa anggota DPR.
Arjuna membaca berita tersebut dengan seksama. Meskipun namanya tidak disebutkan, dia merasakan tekanan yang kuat. Ini adalah peringatan dari Pak Bram---bahwa mereka bisa saja memfitnahnya kapan saja.
Tak lama kemudian, telepon di mejanya berdering. Itu Dimas, jurnalis yang juga temannya.
"Arjuna, aku dengar berita pagi ini. Kau harus hati-hati. Mereka mungkin akan mencoba menjatuhkanmu dengan cara apapun," kata Dimas dengan suara serius.
"Aku tahu, Dimas. Terima kasih atas peringatannya. Aku akan lebih waspada," jawab Arjuna.
Setelah percakapan itu, Arjuna memutuskan untuk mengambil tindakan preventif. Dia mengumpulkan tim kecil yang terdiri dari orang-orang tepercaya, termasuk Maya dan beberapa staf lainnya, untuk menyelidiki lebih jauh tentang jaringan suap yang melibatkan Pak Bram.
Hari-hari berlalu dengan cepat. Arjuna dan timnya bekerja tanpa lelah mengumpulkan bukti dan menyusun strategi untuk menghadapi ancaman tersebut. Mereka menemukan banyak jejak yang menunjukkan keterlibatan Pak Bram dalam berbagai skandal suap dan korupsi. Setiap bukti yang mereka temukan semakin menguatkan tekad Arjuna untuk mengungkap kebenaran.