Keesokan harinya, Arjuna bertemu dengan Kepala Kepolisian untuk membahas peningkatan keamanan bagi dirinya dan timnya. "Kita tidak bisa lengah. Mereka akan terus mencoba menjatuhkan kita, tetapi kita harus tetap fokus pada tujuan kita," kata Arjuna dengan tegas.
Dengan dukungan kepolisian dan jaringan keamanan yang lebih ketat, Arjuna merasa sedikit lebih aman. Namun, dia tahu bahwa perjuangan ini belum berakhir. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membersihkan sistem dari korupsi dan memastikan keadilan bagi semua.
Di tengah segala tekanan dan ancaman, Arjuna merasa bahwa cahaya harapan semakin terang. Dia berdiri di depan jendela kantornya, memandang langit Jakarta yang cerah, merasa yakin bahwa dengan keberanian dan tekad yang kuat, mereka bisa membawa perubahan nyata.
Pertarungan ini belum selesai, tetapi Arjuna dan timnya siap menghadapi setiap rintangan yang ada. Mereka akan terus melangkah maju, menguak setiap akar masalah, dan memastikan bahwa masa depan bangsa ini akan lebih bersih dan adil.
 Chapter 9: Taktik Kotor
Perjuangan Arjuna melawan korupsi semakin intensif. Di tengah dukungan publik yang terus mengalir, ancaman juga semakin nyata. Setelah kejadian pengejaran oleh mobil hitam, Arjuna memperketat keamanannya, tetapi musuh-musuhnya tampaknya selalu selangkah di depan.
Suatu pagi, Arjuna menerima sebuah paket tanpa nama di depan kantornya. Isinya adalah sebuah flash drive dan sebuah catatan singkat yang berbunyi: "Buka ini jika kau ingin tahu siapa teman dan siapa musuhmu."
Dengan hati-hati, Arjuna memasukkan flash drive itu ke komputer yang terisolasi dari jaringan utama. File pertama yang muncul adalah rekaman video rahasia dari sebuah pertemuan antara beberapa pejabat tinggi dan pengusaha, termasuk Pak Hendra. Mereka sedang merencanakan taktik kotor untuk menjatuhkan Arjuna.
"Kita harus menemukan cara untuk membungkam Arjuna sebelum dia menghancurkan kita semua," kata salah satu dari mereka. "Kita bisa menggunakan informasi pribadi untuk menjebaknya. Kita perlu membuat skandal yang akan merusak reputasinya."
Arjuna merasa marah dan tertekan. Namun, dia tahu bahwa musuh-musuhnya mulai putus asa dan akan menggunakan cara apapun untuk menghentikannya. Dia segera memanggil Maya dan Dimas untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.
"Ini bukti bahwa mereka akan melakukan segala cara untuk menjatuhkan kita. Kita harus lebih berhati-hati," kata Arjuna sambil menunjukkan rekaman tersebut.