Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tirai Gelap: Intrik Suap di Balik Koridor DPR RI

15 Juni 2024   07:09 Diperbarui: 15 Juni 2024   07:09 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/.radarsolo_id 

Salah satu anggota DPR, Bapak Suryo, menambahkan, "Kita juga perlu memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan wewenang yang lebih luas dan independensi yang lebih kuat. KPK harus bisa bertindak tanpa campur tangan dari pihak mana pun."

Mereka semua setuju dan mulai bekerja dengan giat untuk menyusun draft RUU tersebut. Selama beberapa minggu berikutnya, Arjuna dan timnya bekerja siang dan malam untuk memastikan bahwa RUU tersebut mencakup semua aspek yang diperlukan untuk memberantas korupsi secara efektif.

Di tengah-tengah proses ini, Arjuna menerima undangan untuk berbicara di sebuah forum internasional tentang pemberantasan korupsi. Kesempatan ini menjadi platform bagi Arjuna untuk berbagi pengalaman Indonesia dalam melawan korupsi dan menggalang dukungan internasional.

Saat berdiri di atas panggung forum tersebut, Arjuna merasa bangga dan sekaligus terharu. Dia memulai pidatonya dengan menceritakan perjalanan panjang dan penuh tantangan dalam mengungkap jaringan korupsi di negaranya.

"Kami di Indonesia telah belajar bahwa korupsi bukan hanya masalah hukum, tetapi juga masalah moral dan budaya. Untuk memberantas korupsi, kita perlu mengubah cara berpikir dan budaya masyarakat kita," kata Arjuna dengan penuh semangat.

Pidatonya mendapat sambutan hangat dan dukungan dari berbagai negara. Banyak negara yang menawarkan bantuan dan kerja sama untuk memperkuat upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Sepulang dari forum tersebut, Arjuna merasa lebih bersemangat. Dia kembali ke Indonesia dengan membawa inspirasi dan dukungan baru. Bersama dengan Ibu Ratna dan anggota DPR lainnya, mereka mempercepat proses pengesahan RUU Transparansi dan Anti Korupsi.

Hari yang dinanti akhirnya tiba. RUU tersebut diajukan ke sidang paripurna DPR. Ruangan sidang dipenuhi oleh para anggota DPR, media, dan aktivis yang menantikan momen bersejarah ini. Arjuna berdiri di podium untuk memberikan argumen terakhirnya sebelum pemungutan suara dimulai.

"Kita semua di sini memiliki tanggung jawab besar terhadap rakyat yang telah memilih kita. RUU ini bukan hanya tentang hukum, tetapi juga tentang masa depan bangsa kita. Dengan mengesahkan RUU ini, kita menunjukkan bahwa kita tidak akan lagi mentolerir korupsi dalam bentuk apa pun," kata Arjuna dengan penuh keyakinan.

Pemungutan suara dimulai, dan suasana ruangan menjadi tegang. Namun, ketika hasilnya diumumkan, terdengar sorak sorai dan tepuk tangan meriah. RUU Transparansi dan Anti Korupsi disahkan dengan mayoritas suara yang luar biasa.

Arjuna merasa lega dan bahagia. Ini adalah kemenangan besar dalam perjuangannya melawan korupsi. Namun, dia tahu bahwa perjalanan ini belum berakhir. Implementasi RUU ini dan perubahan budaya yang diperlukan masih menjadi tantangan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun