Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tirai Gelap: Intrik Suap di Balik Koridor DPR RI

15 Juni 2024   07:09 Diperbarui: 15 Juni 2024   07:09 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/.radarsolo_id 

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di sekitar mereka. Arjuna dan pria tersebut segera menyadari bahwa mereka tidak sendirian. Sekelompok orang bersenjata muncul dari bayang-bayang, mengelilingi mereka.

"Kamu terlalu banyak tahu," kata salah satu dari mereka dengan nada mengancam. "Ini saatnya untuk menutup mulut."

Arjuna merasa adrenalin membanjiri tubuhnya. Dia tahu, ini adalah situasi hidup dan mati. Namun, sebelum orang-orang bersenjata itu bisa bertindak lebih jauh, sirine polisi terdengar mendekat. Ternyata, Dimas yang selalu waspada telah menghubungi pihak berwenang dan memberikan lokasi pertemuan sebagai langkah pengamanan.

"Polisi sudah di sini. Kita harus pergi!" salah satu orang bersenjata berteriak, dan mereka semua segera melarikan diri.

Polisi tiba beberapa detik kemudian, mengamankan situasi. Arjuna dan informan tersebut selamat tanpa cedera serius. Arjuna menyerahkan flash drive kepada polisi sebagai bukti tambahan dalam kasus ini.

Keesokan harinya, berita tentang upaya pembunuhan terhadap Arjuna dan informan tersebut menyebar luas. Masyarakat semakin marah dan mendesak pemerintah untuk segera membersihkan korupsi di DPR.

Dengan bukti baru yang ditemukan, pihak berwenang dapat mengidentifikasi dan menangkap lebih banyak anggota jaringan korupsi. Arjuna dan timnya bekerja tanpa lelah, memastikan semua yang terlibat dalam skandal ini mendapat hukuman yang setimpal.

Di tengah badai yang mereka hadapi, Arjuna merasa ada cahaya harapan. Dukungan dari rakyat dan rekan-rekannya memberinya kekuatan untuk terus berjuang. Dia tahu, jalan ini tidak akan mudah, tetapi dia percaya bahwa dengan kejujuran dan integritas, mereka bisa menciptakan perubahan nyata.

Malam itu, setelah hari yang panjang, Arjuna berdiri di balkon apartemennya, memandang ke arah kota yang tampak tenang. Dia merenung, mengingat semua yang telah terjadi dan semua yang masih harus dilakukan. Tapi satu hal yang pasti, dia tidak akan pernah menyerah.

Jakarta mungkin masih diliputi oleh bayang-bayang korupsi, tetapi di tengah kegelapan itu, ada cahaya yang mulai bersinar---cahaya harapan, keadilan, dan perubahan yang sejati. Arjuna bertekad untuk terus menjadi bagian dari cahaya itu, melangkah maju dengan keberanian dan integritas yang tak tergoyahkan.

Chapter 6: Pengkhianatan di Tengah Kepercayaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun