HARIS SEMAKIN TERTAWA BERBAHAK-BAHAK.
HARIS: Anjing!
HARIS SPONTAN MELOMPAT KE PUNGGUNG AKU, AKU PUN TERJATUH SEHINGGA DIA TERLENTANG, SEMENTARA HARIS TELUNGKUP DI ATAS TUBUHNYA. HARIS DAN AKU PUN SALING PANDANG, LALU BERCIUMAN.
HARIS TIBA-TIBA MENARI DENGAN GERAKAN YANG CUKUP LAMBAN, AKU MENYAMBUTNYA DENGAN MESRA, TARIAN YANG MENUNJUKKAN BAGAIMANA KUATNYA PERSAHABATAN KAMI, BAGAIMANA KUATNYA KAMI SALING MENGERTI ANTARA KEDUANYA, LAMA KELAMAAN TARIAN KAMI BERDUA MAKIN CEPAT, AKU PUN JADI MELAYANG KE UDARA, HARIS MENANGKAPNYA DENGAN CEPAT.
LANTAS AKU DAN HARIS MENARI DENGAN MENGGUNAKAN PEDANG, DAN SALING MENYERANG HINGGA KEDUA PEDANG KAMI SALING BERADA DI LEHER, WAJAH KAMI BERDUA TIBA-TIBA SALING AMARAH, LALU KAMI MELOMPAT KE RANJANG DAN BERGUMUL DI DALAM SELIMUT SEOLAH-OLAH KAMI SEDANG BERCINTA HINGGA CAHAYA YANG MENERANGI KAMI GELAP DAN HANYA SATU TITIK SELIMUT YANG TERUS BERGERAK, DAN MATI SEKETIKA, SAAT ITU PUN CAHAYA TERANG PELAN-PELAN.
TUJUH
SIANG, MASIH DI KAMAR YANG SAMA.
AKU DAN HARIS TAMPAK TERTUTUP SELIMUT, TAK LAMA KEMUDIAN AKU MULAI TERBANGUN DAN MENGGELIAT, DIA BARU MENYADARI KALAU AKU TAK SENDIRI, DIA MELIHAT DI SAMPINGNYA, ADA HARIS. AKU SEKETIKA MELIHAT KE ARAH TUBUHNYA, DIA BARU MENYADARI KALAU AKU HANYA MEMAKAI BAJU ATASAN TANPA BRA DAN CELANA DALAM.
AKU BANGKIT DAN DENGAN CEPAT MEMUKUL HARIS SANGAT KERAS, SEHINGGA HARIS TERBANGUN DENGAN CELANA PENDEK SAJA, BERTELANJANG DADA.
AKU: (SANGAT MARAH) Bangsat kau Haris, bajingan! Keluar kau dari kamarku! Keluar!
HARIS : (BINGUNG) Tenang, tenang dulu! Aku tak merasa melakukannya.