HARIS: Dia juga mencintaimu.
BELINDA MENATAP TAJAM AKU, KEDUANYA SALING PANDANG, HARIS JUGA MENATAPNYA, LALU KELUAR.
BELINDA MENARIK HARIS AGAR TAK KELUAR.
HARIS: Aku tak bisa membantumu karena aku tahu perasaannya.
BELINDA : (MARAH) Haris, kita segera menikah.
HARIS SPONTAN MENDORONG BELINDA KARENA TARIKANNYA SEMAKIN KUAT, BELINDA JATUH KESAKITAN DAN BERTERIAK KERAS PADA HARIS.
BELINDA :(BERTERIAK KERAS) Haris, bagaimana mungkin kita hidup bersama, kalau kau tidak berani membujuknya, kau selalu mengalah kepadanya, sudah saatnya kau hidup tanpa dirinya Haris, kau harus hidup lebih mandiri Haris, baru kau akan bisa menafkahi diriku kalau kau mencintaiku.
AKU : Dia merasa berhutang budi kepadaku.
BELINDA : (SANGAT MARAH) Dan kau memanfaatkannya?
AKU: Tidak pernah, aku hanya membantunya sebagai seorang sahabat.
BELINDA: (SEMAKIN SANGAT MARAH) Mustahil, kau mencekiknya, tak ubahnya kau seperti rentenir, karena bunga yang kau minta sangat tinggi maka dia tak sanggup membayarnya.