Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Naskah Drama Lingerie Merah Adaptasi Cerpen Wa Ode Wulan Ratna

12 Oktober 2014   04:02 Diperbarui: 1 April 2017   08:56 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BELINDA : Siapapun tahu kalau aku kekasihnya.

AKU: Maafkan aku!

BELINDA: Kau tak pernah salah, justru aku yang salah karena berani menyakitimu.

AKU: Kita memang harus berani.

BELINDA MENATAP TAJAM AKU, LALU BELINDA MENCIUM AKU DAN MELEPASKANNYA.

BELINDA: Aku tidak melacurkan diri pada Haris, karena aku tahu ceritanya sayang, (JEDA) tunggulah di kamar ini sampai kuliah kita selesai, lalu biarkan aku pergi mencari nasibku.

BELINDA MEMELUK ERAT AKU, KEDUANYA MENANGIS SEKETIKA, LALU BELINDA KELUAR. AKU TERDIAM CUKUP LAMA.

TERDENGAR SUARA HARIS DARI LUAR, AKU TERPERANJAT MENDENGARNYA.

HARIS: (BERTERIAK KERAS) Belinda! Sebesar apapun cintanya kepadamu, tidak akan bisa mengalahkan hasratku kepadamu Bel, kau harus tahu itu Bel. Aku tidak pernah peduli anggapan semua orang tentangmu, masa bodoh mereka mengatakan kau pelacur, menurutku wajar ketika setiap wanita cantik sepertimu akan takut kecantikannya tidak akan abadi, akan takut kemolekan tubuhmu tidak terpelihara, jadi syah saja menurutku kau mencari uang pada siapapun, termasuk pada para maling sekalipun, karena kau lebih cerdas ketimbang mereka yang mengaku bahwa dirinya pelacur, kau punya kesempatan Bel.

AKU: (BERTERIAK) Kesempatanmu sudah hilang Haris, karena dia tidak pernah mencintaimu.

HARIS : (BERTERIAK KERAS) Tidak.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun