BELINDA : Aku sudah mulai merasakan kejenuhan.
AKU: Masih ada lagi?
BELINDA : Aku memerlukan pengakuan.
AKU: Bukankah setiap orang sudah mengetahuinya kalau kita sepasang suami istri?
BELINDA : Lalu Haris?
AKU : Bukankah aku memberitahu mereka kalau Haris adik istriku?
BELINDA: (MEMBENTAK)Istrimu yang mana? Bukankah mereka hanya melongo pergi setelah kau menjawabnya, bukankah mereka bingung saja menatapmu? Bukankah mereka tertawa geli setelah melihatmu tersenyum kecil? Bukankah mereka akan bergunjing?
AKU: Biarkan berambigu, sengaja aku membuat mereka berfikir karena aku telah memenangkanmu.
BELINDA : Tidak, kau kalah, makanya malam ini aku memintamu.
AKU: Aku menang, karena setiap kita keluar ke pesta bersama-sama, kau selalu menunjukkan kemesraanmu, kau selalu memamerkan kehangatanmu pada setiap orang, sementara Haris hanya membuntuti tepat di belakang kita.
BELINDA: Ceraikan saja aku, hanya itu saja, kita bercerai, lalu kita bebas menentukan arah hidup masing-masing.