AKU: Kalau asumsimu benar, lalu kenapa kau tidak bantu menyelesaikannya?
BELINDA: Aku hanya ingin dia belajar menjadi laki-laki yang tidak bergantung pada temannya maupun kekasihnya.
AKU : Tapi dia sudah banyak mengalami perubahan.
BELINDA: (SEMAKIN NAIK AMARAHNYA) Perubahan yang akan menjeratnya pada tiang gantungan, dia mencari mati dengan bekerja di bengkel showroommu setelah dua tahun jadi pengangguran.
AKU: Aku hanya tidak tega memberikannya setelah dua tahun lulus kuliah, ke sana kemari tidak kunjung mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya.
BELINDA: (SEMAKIN TAK KARUAN EMOSINYA) Dia terlalu banyak bermimpi.
AKU: (MENYINDIR) Sama sepertimu, berkarir ke luar negeri setelah lulus kuliah dengan harapan bisa menjajah dunia manapun, tapi kenyataannya lebih rumit, tidak lebih dari seorang pelacur murahan yang menjualnya ke para tengkulak.
BELINDA SEMAKIN MARAH, LALU MENAMPAR AKU BERULANG KALI, AKU TAK MEMBALASNYA, BELINDA MELUDAHINYA, LALU BELINDA KELUAR.
AKU MENANGIS SEKETIKA MENATAP KEPERGIAN BELINDA, SEMAKIN LAMA TANGISANNYA SEMAKIN BERCUCURAN, TAMPAK SUASANA GELAP PELAN-PELAN, HANYA FOKUS KE RAUT MUKANYA, DIA TAMPAK MEMBERESKAN SEMUA PAKAIAN YANG BERANTAKAN DENGAN CEPAT, DIA MELANGKAH KELUAR PELAN-PELAN.
LALU CAHAYA YANG MENGIKUTI GERAK AKU, KINI JADI TERFOKUS PADA HARIS DAN BELINDA YANG BERCIUMAN MESRA SEMBARI MENARI.
LIMA