Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tujuh Putri Bintang ( fantasi ) part-2

13 Juni 2016   19:57 Diperbarui: 26 September 2017   11:12 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa orang menatapnya dari halaman rumah masing-masing tanpa mengatakan apa-apa. Beberapa lagi yang sedang berada di jalan segera bergerak menjauh agar tak perlu lewat dekat dengannya.

Nenek Imas tersenyum.

“Tidak.  Mereka tidak akan membenci Nawangsih. Merekapun tidak membencimu. Yang kau lihat itu hanyalah perwujudan rasa takut akibat ketidaktahuan mereka. Ditambah dengan ungkapan iri hati dari segelintir orang yang semakin memperburuk keadaan. Mereka hanya tidak mengerti. Belum mengerti. Untuk saat ini.”

Nawangwulan menatap Nenek Imas.

“Apakah nenek mengerti ?”

Nenek Imas tersenyum lagi.

“Kau tidak akan ingin semua orang bisa mengerti, Nawangwulan. Bukankah hal itu justru akan berbahaya bagimu ?”

Nawangwulan mengangguk.

“Pulanglah, nak. Nenek tahu ada keluargamu yang sedang menunggu di luar sana. Dan nenek yakin setelah kau  tak ada, semua orang akan merindukan dirimu. Ketulusan dan budi pekerti baik yang telah kau tunjukkan selama ini, akan membuatmu dikenang sebagai bidadari dari khayangan yang telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi desa kami.”

“Nenek Imas….” Nawangwulan menangis haru dan memeluknya, “Nenek sudah menjadi orang tuaku selama aku berada disini. Terimakasih banyak, nek….”

 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun