Sesuatu berwarna ungu mencuat dari dalamnya.
Nawangwulan menarik benda itu.
Â
Sayap miliknya yang hilang.
Â
.......
Â
Sebenarnya sejak awal Nawangwulan sudah menduga kalau Jaka Tarublah yang mengambil sayapnya. Mengingat hanya ia satu-satunya penduduk desa yang berani masuk ke dalam hutan angker itu bahkan di malam hari.
Namun ia tidak tahu dimana suaminya menyembunyikan sayap itu. Dan ia memang merasa tidak perlu lagi mencari tahu karena saat itu ia telah jatuh cinta pada Jaka Tarub dan berencana untuk membina rumah tangga dengannya.
Tetapi  dengan ditemukannya sayapnya kembali,  dan kondisi di desa yang sudah tidak nyaman lagi, Nawangwulan merasa mungkin memang sudah saatnya ia harus pulang.
Â