Bismillahirrahmanirrahim.
Sebelumnya di A Musical Revolution 2...
Jiyoon dan Chaehyun memulai perjalanan mereka ke Paldea, dan tanpa sepengetahuan mereka, mereka diikuti oleh Rony Parulian, Paul Cattelan, dan tiga anak buah mereka yang "terpaksa" jahat: Cindy, Kazuha, dan Sakura. Meskipun Jiyoon dan Isa kembali bertemu dengan bahagia, kebahagiaan tersebut seketika lenyap ketika Koraidon milik Naranja Academy, yang juga merupakan ibu angkat Gaeul, hilang dicuri oleh Rony cs. Jiyoon dan Chaehyun sukses menangkap Kazuha. Sementara itu, Soojin latihan taekwondo, namun menyerah setelah mengalami kecelakaan kecil.
- Bagian 4 -
Isa dan Jooyeon terlihat mengendarai sebuah perahu motor, menyusul Cindy yang kini memiliki kandang Koraidon. Namun kali ini Cindy hilang dari pandangan mereka. Jooyeon mendadak menghentikan perahu dan dia serta Isa berdebat.
"Juy, kenapa kita berhenti?" tanya Isa.
"Gini, Cha. Kalo lo mau kita lanjut, gak bisa lo yang ngatur," kata Jooyeon dengan tegas.
"Astaga... kenapa jadi drama, sih?! Cindy udah jauh tuh!" Isa mulai marah.
"Oke atau nggak? Kalo gak ntar lo gue turunin di sini," ancam Jooyeon.
Isa geram karena Jooyeon memaksa misi ini berjalan seperti maunya dia. Namun kali ini Isa hanya punya dua pilihan: dia bisa diturunkan Jooyeon di pulau dekat sungai, atau dia ikut maunya Jooyeon dan membiarkan misi ini berjalan seperti maunya dia.
"Geram betul..." Isa mulai menggerundel.
"Gimana? Oke nggak?" tanya Jooyeon.
Isa menghela napas. "Oke! Oke," kata Isa. Kali ini kejar-kejaran berubah menjadi balap perahu motor liar. Cindy memimpin.
"There, there, Koraidon. You'll be okay. Once we get you to the museum, we'll fill your tummy with lots of good snacks and a warm bed to sleep in. You'll feel safe and cozy and warm," kata Cindy kepada Koraidon di dalam kerangkeng.
"Freeze, Cindy! You have the right to remain silent!" teriak Jooyeon.
"Don't shoot! I'm just a brilliant girl!" Cindy meminta ampun.
"We don't want to shoot you..." kata Jooyeon. Isa hanya bisa planga-plongo melihat dia.
BRAAAKKK!!!
Perahu Cindy mereka tabrak. Cindy jatuh ke air.
"That's what you get for messing with an endangered Paradox Pokemon! Kan dah jatuh ke air," kata Jooyeon.
"Bantuin gue dulu keluar dari air!" kata Cindy.
"Juy, lo apain dia?" tanya Isa.
"Ini misi kita, tapi harus berjalan sesuai kemauan gue. Gue tabrakin perahu Cindy supaya dia belajar dari kesalahannya," kata Jooyeon.
"Violence is never an answer, Jooyeon," kata Isa yang paling tidak suka cowok kasar. Kemudian dia membantu Cindy keluar dari air dan Cindy langsung menjadi baik hati dan berjanji tidak ikut perintah orang jahat.
Sesampainya di daratan...
"Kok lo mau bebasin orang jahat kayak dia, Cha?" dengus Jooyeon.
"Dia minta dibantuin keluar dari air, jadi gue bantuin dia keluar dari air. Tolong-menolong itu demokrasi," kata Isa.
"Gue gak butuh bantuan lo! Gue ini pacar lo. Gue yang harusnya lo dengerin!" kata Jooyeon.
Isa tidak percaya Jooyeon akan semarah itu padanya, namun dia juga tidak percaya bahwa Jooyeon menyebut dirinya sebagai "pacar" Isa.
Beberapa saat kemudian mereka diculik oleh Rony dan Paul yang sedang menyamar. Rupanya mereka diperintahkan oleh Cindy untuk menyekap Isa dan Jooyeon.
Di gudang...
"Sepertinya kita akan lama di sini," kata Jooyeon.
Kemudian mereka terdiam sejenak. Tiba-tiba...
"Icha," kata Jooyeon.
"Ya, Juy?" tanya Isa.
"Gue baru inget. Pas aja lo lihat nyokap lo dengan suami barunya itu kemaren, lo kan nangis di kamar sambil ngadu ke Jiyoon di video call. Itu kenapa?" tanya Jooyeon.
"Jiyoon sahabat gue, Juy. Kita udah temenan lama, dan Jiyoon tahu gue orangnya kayak apa. Dia selalu ada saat gue sedih, dia ada saat gue marah. Tiap gue sakit, Jiyoon yang jengukin. Dan tiap kali curhat, dia mau mendengarkan," cerita Isa.
"Tapi kenapa ngadunya ke Jiyoon?" tanya Jooyeon. "Kenapa gak ke gue yang jauh lebih ganteng dan asertif kebanding dia?"
"Dia jauh lebih pengertian jika dibanding cowok. Sedangkan gue dari dulu gak pernah punya pacar," kata Isa.
Kembali hening. Isa kemudian menyanyi.
(musik: Dons - "Hollow")
Seakan terbangunkan oleh suara indah Isa, ratusan kunang-kunang menerangi gudang tempat Isa dan Jooyeon disekap.
Setelah lagu selesai...
"Apa makna kunang-kunang buat lo, Cha?" tanya Jooyeon.
"Ketika gue masih kecil, bokap gue selalu bawa gue jalan-jalan ke hutan. Gue pernah tersesat, dan bokap gue pernah pesan, 'Ketika kamu tersesat dalam gelap, kunang-kunang akan menuntunmu ke arah jalan pulang yang terang.' Pesan itu gue selalu inget sampe sekarang, Juy," kata Isa.
"Oh, gitu," kata Jooyeon. "Sekarang bokap masih ada?"
"Ada," kata Isa. "Beliau masih kerja jadi guru tamu di Uva Academy, sekolah lo. Gue denger semuanya dari Jiyoon."
"Gue baru tahu kalo bokap lo ternyata Profesor Cedar," kata Jooyeon. "Gue dari dulu gak pernah tahu rasanya merasakan kasih sayang nyokap-bokap, karena mereka sibuk kerja dan gue tinggal berdua sama Leeseo. Sejak dia lahir, gue yang ngurusin. Profesor Cedar pasti bangga punya anak yang mandiri kayak lo. Andai hubungan gue dengan nyokap-bokap masih mesra kayak dulu..." Jooyeon lalu menangis.
"Don't cry, Jooyeon. Someday your parents will come to see you once you open your very own restaurant," kata Isa menghibur Jooyeon.
"Thank you, Icha. Your words mean a lot to me," kata Jooyeon. "Tapi tetep, cewek harus denger kata cowok. Habis ini misi harus terus berjalan sesuai mau gue. Gue gak mau ada kejadian apa-apa ama lo atau bokap lo."
Jooyeon tetaplah Jooyeon, pribadi yang keras kepala dan memaksa segala sesuatu berjalan sesuai maunya dia, bukan maunya orang lain.
Sementara itu di Asone...
Sumin iri pada perubahan sikap Rony. Rony yang awalnya jahat, berubah menjadi baik karena Chaehyun. Jika saja ada cara yang dapat dia lakukan untuk mengubah Rony kembali jahat... dia lalu menyalakan air hangat dan mandi.
(musik: Nebulossa - "Zorra")
Di kamar mandilah Sumin merencanakan sesuatu yang jahat dan diabolical. Dia meminum sebuah ramuan yang dapat membuatnya bertukar jiwa dengan Clavell di Asone. Seketika itu juga, jiwa Sumin berada di tubuh Clavell, pun sebaliknya. Setelah jiwanya ditukar dengan Sumin, Clavell punya ide cemerlang.
"Hey, Rony," kata Clavell ketika Rony sedang berkunjung.
"Anda Direktur Clavell dari Naranja Academy? Senang bertemu, Direktur. Saya Ahmad Rony Parulian Nainggolan dari Asone Academy," Rony memperkenalkan diri dengan sopan dan berwibawa.
"Rony, saya ingin menunjukkan sesuatu. Jika Anda ingin kembali menjadi orang jahat, ikut saya," kata Clavell.
Clavell dan Rony kemudian melihat mama Isa, Anabel Cedar, yang sedang tertidur lelap dengan Jamal, suami barunya. Dia kemudian memberikan sesuatu pada Rony.
"Ini, Nak. Ramuan yang bisa mengubah wanita ini menjadi Koraidon. Kita tukarkan dengan Koraidon yang asli lalu bawa dia ke museum. Koraidon yang asli tempatnya di rumah saya," kata Clavell.
"Direktur, tapi ini bukannya mama Icha?" kata Rony. Rony ternyata kenal dengan keluarga Isa dan merupakan satu-satunya anak kelas 3A yang tidak pernah dia usili. Further in the story akan kita telaah lebih jauh tentang kepedulian seorang Rony kepada Isa.
"Lakukan saja, Rony anakku," kata Clavell diikuti dengan senyum jahat tersungging dari bibirnya. "Buat dulu keinginan."
Rony lalu membuat keinginan. "Aku ingin keluargaku bahagia..." Lalu dia teteskan ramuan perubah wujud ke atas kulit putih Anabel hingga dia perlahan-lahan berubah wujud menjadi Koraidon.
"I... did it?" tanya Rony kepada dirinya. Meskipun dia tahu akibat dari perbuatannya, dia puas dan senang karena bisa kembali menjadi orang jahat.
"Yes, Rony, my son! You did it!" kata Clavell.
Rony pun tertawa gila karena dia akan jadi orang jahat lagi. "Muahahahaha... HAHAHAHAHAHA!!!!" Suara tawanya mirip Bryan Fury dari serial Tekken.
Keesokan harinya, di Montenevera.
Eunchae dan Gaon turun dari mobil yang dikemudikan Gaon.
"Eunchae, according to my sensors, kita akan mengepung seorang cyborg perempuan bernama Sakura Miyawaki. Dia ada di ujung sana, sedang berbicara dengan seseorang di telepon," kata Gaon kepada Eunchae.
"Tapi aman kan, On?" tanya Eunchae.
"Aman selama ada gue," kata Gaon. "Let's go!"
Sakura sedang menelepon seseorang...
"Dan Ron, gue kasih tahu lo kalo gue cuman pengen kembali jadi manusia. Gue gak mau harus menuruti permintaan lo untuk jadi orang jahat. Gue cuman mau kembali hidup sebagai manusia dan ketemu Zoa..." kata Sakura.
"Freeze, Sakura!" kata Eunchae.
"Who are you? And how did you know my name?" tanya Sakura.
"I know exactly who you are, and you better not lay a finger on my handsome Kwak Gaon!" Eunchae emosi.
"Eunchae, lo yakin kita bisa ngelakuin ini?" tanya Gaon.
"Of course! Gue atlet taekwondo. Bisa ngabisin Sakura sampe babak belur," kata Eunchae.
(musik: Megara - "11:11")
Pertarungan antara Eunchae dan Sakura berlangsung sengit. Bak di serial Tekken, Eunchae kewalahan dengan serangan-serangan Sakura yang kuat dan sakit. Untungnya dia menang dengan satu kombo counter hit, dan dia dapat membawa Sakura ke arah dinding. Satu Gatling Rush di wajah Sakura dan dia langsung pingsan.
Kini saatnya interogasi.
"Sakura, you better tell us the truth. What caused you to do this?" kata Gaon.
"I... I didn't mean to do it. I was brainwashed by Rony Parulian. It all started on Sunday evening, when I was on my way home from the campus and suddenly a giant truck hit me and I died. I didn't know what happened, but someone reanimated me into what I am now. I hate my cyborg self. I just want to go back to be human..." isak Sakura.
"Sak, makasih udah jujur sama kita. Kita gak nyangka kalo lo, Cindy, dan Kazuha dipaksa jahat. Apalagi gue dulu sama si Rony sekolah bareng waktu SD dan SMP. Gue gak nyangka si Rony bakal sejahat itu sejak pindah ke Asone. Oke, atas permintaan lo, kita akan hidupkan lo kembali sebagai manusia!" kata Gaon.
Sedetik kemudian, Sakura kembali menjadi manusia.
"Do you feel a change?" tanya Gaon.
Sakura tidak percaya.
"Now look in the mirror," Gaon kemudian menyuruh Sakura melihat ke cermin. Tidak ada lagi tulang-belulang sibernetik, yang Sakura lihat di cermin hanyalah seorang gadis cantik berkulit putih lembut dan berwajah cantik. Sakura menyentuh kulitnya sambil tersenyum.
"Lembutnya kulitku..." kata Sakura dalam hati.
"Sakura, now that you're human again, what is the first thing you want to do?" tanya Gaon.
"I want to hug my younger sister Zoa. Dia pasti nangis nyariin gue..." kata Sakura. "Kalo gitu, I gotta go. See ya!" dia kemudian berlari dengan ceria, bersiap kembali ke Asone untuk memeluk adik bungsunya erat-erat.
"Lo kenal Sakura, Chae?" tanya Gaon kepada Eunchae.
"Pasti! Kita kan satu grup di Lesserafim," kata Eunchae.
Gaon baru tahu.
Hari Jumat pun tiba. Saatnya pertandingan bela diri antarkelas di Asone Academy.
"Welcome to... the next Millennial Fighters Tournament!" suara Lenne Hardt, seorang announcer bela diri terkemuka, mengumumkan turnamen.
*tepuk tangan*
"On the left side, we have here from Class 3A... the most underrated visual from the K-pop girl group Weeekly! Her skin is the whitest in the group, showering is her hobby, and she can do telekinesis to move objects without moving them! And she fights by summoning weapons! Give a round of applause for... IST's Telekinetic Goddess... JAE-HEEEE!!!"
*sorak-sorai fanboys*
"On the right side, we have here from Class 3B... the maknae of Weeekly! She likes to build die-casts, is a three-time tennis champ, and her favorite body part is her hair! She fights using Bajiquan, and she is a literal Fire Fighter! Please make some noise for... the Giant Princess Maknae, the Angel of Angels... ZOOO-AAAA!!!"
*sorak-sorai fanboys lagi*
"Let's give it all we got! FIGHT!!!"
Jaehee berada dalam kerangkeng kaca sambil memegang pisau karambit seperti Kunimitsu.
"So this tournament allows weapons?!" kata Zoa.
(musik: Nutsa Buzaladze - "Firefighter")
Pertarungan berlangsung sengit. Jaehee sepertinya titisan Noctis -- dia bertarung menggunakan pedang, pisau, tombak, dan magic. Dia bahkan sesekali mengeluarkan laser dari matanya untuk mengelabui Zoa. Zoa membalas dengan sebuah kombo counter hit dengan mengandalkan sikunya sebagai seorang petarung Bajiquan.
Detail:
Round 1: Zoa unggul
Round 2: Jaehee unggul
Round 3: Jaehee unggul
Round 4: Zoa unggul
Sekarang saatnya final round. Baik Jaehee maupun Zoa sama-sama unggul dua ronde. Jaehee sempat membeku di Round 4 karena Zoa sangat jago. Sepertinya Zoa berguru pada Leo Kliesen dalam hal bela diri Bajiquan. Dia terkesima melihat rambut Zoa yang bebas mengikuti gerak-geriknya dan lembut, bahkan saat sedang bertarung. Jaehee merasa rambutnya kering dibanding Zoa.
"Who will come out on top?! FIGHT!!!"
Namun kali ini Jaehee memutuskan untuk tidak membeku. Setiap serangan Zoa dia punish dengan sempurna, dan langsung dia angkat. Jaehee membalas serangan-serangan Zoa dengan kombo-kombo yang gila dan sakit, dan langsung dia membawa Zoa ke arah dinding. Dia juga mengeluarkan bantingan-bantingan ala Noctis seperti Flare Drive dll., bahkan parry-nya Zoa dia pancing. Wah, kombo yang Jaehee lakukan benar-benar sempurna.
Hasil akhirnya...
"JAEHEE IS THE CHAMPION!!!"
Jaehee sebenarnya hendak menikmati gelar juaranya, walaupun tidak terlalu pintar bela diri, namun olala, tangannya tidak sengaja berada di atas "gunung kembar" Zoa, sehingga dia marah.
Di kamar mandi arena...
Jaehee dan Zoa berkelahi hebat.
"How dare you, Jaehee?!" bentak Zoa.
Jaehee terhenyak, tak bisa lagi berkutik.
"I did everything to win this tournament... but you, you came to ruin it all! You... you... ARRRRGGGHHH!!!!" Zoa langsung mengamuk tak tertolong. Dia berkali-kali memukul Jaehee sampai jatuh. "Take this! And this! And this!"
Jaehee langsung babak belur.
"Don't you ever once think of your rival? You call yourself a martial artist?! Well, I ain't paying!" kata Zoa. "I HATE YOU!"
Jaehee pun berlari meninggalkan kamar mandi dengan berlinang air mata. Jelas air mata dan bukannya air keran. Semua orang yang ada di kamar mandi menyaksikan pertarungan antara dua gadis itu.
"WAIT! COME BACK HERE, YOU COWARD!" bentak Zoa.
Perkelahian tersebut berlanjut ketika Jaehee dan Zoa pulang. Zoa terus-terusan membentak Jaehee di telepon, lalu membanting ponselnya ke lantai sebelum menjatuhkan diri ke ranjang dan menangis keras-keras. Dia merasa takut.
(musik: Mustii - "Before the party's over")
Perkelahian Jaehee dan Zoa berlangsung selama tepat tiga hari. Soojin dan Jihan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi antara mereka. Namun setelah beberapa lama, Soojin menyadari sesuatu. Ternyata Sumin menjebak para anggota Weeekly untuk memisahkan mereka. Mereka ingin merenggangkan kerapatan antara para anggota Weeekly, seperti cara Clavell memisahkan siswi Naranja Academy dengan siswa Uva Academy.
Karena sebelum itu Jihan juga menyadari sesuatu: Sumin mendadak pendiam dan tidak bisa meretas komputer seperti dulu. Sedangkan Clavell yang gaptek, tahu-tahu menjadi pintar meretas komputer. Lama kelamaan Jihan dan Soojin mencurigai sesuatu di antara Sumin.
Soojin kemudian menelepon Jiyoon di Paldea. Jiyoon sedang ada di sana bersama Chaehyun.
"Yoon, lo di mana?" tanya Soojin.
"Gue masih di Paldea," kata Jiyoon.
"Yoon, lo harus cepet pulang! Ada kejadian gawat! Jaehee dan Zoa bertengkar hebat!" kata Soojin.
"Hah, serius lo?! Dari kapan mereka bertengkar?" tanya Jiyoon.
"Udah tiga hari!" kata Soojin.
"Gawat!" pekik Jiyoon.
"Lo harus cepet pulang! Kita butuh lo!" kata Soojin.
Baru saja Jiyoon hendak menutup percakapan, tiba-tiba ponselnya dirampas oleh Rony. Kali ini dia ditemani oleh Paul dan dua tentara bayarannya. Salah satu tentara bayaran Rony adalah Peter Holly, seorang seniman bela diri campuran bertubuh tambun.
"You're surrounded. There's no use in escaping," kata Rony.
"Lari, Yoon! Lari!" kata Chaehyun.
"Gak. Biar gue urus Rony dan yang lain dulu," kata Jiyoon.
(musik: 5MIINUST x Puuluup - "(Nendest) narkootikumidest ei tea me (kull) midagi"
Kemudian Isa mendapat telepon dari Clavell.
"Halo, Pak Direktur?" Isa membuka percakapan.
"Apakah benar ini Isabel Anindya Cedar?" tanya Clavell.
"I-iya... saya sendiri, Pak Direktur," kata Isa dengan gugup.
"Jangan sedih dulu, ya... saya akan memberi kabar. Papamu, Profesor Hasim Maulana Cedar telah diselidiki oleh polisi Paldea dan ditetapkan sebagai tersangka pencurian Koraidon dari Naranja Academy. Sekarang dia sudah kami masukkan ke penjara. Sebenarnya bisa saja kita ringankan hukuman dia, tetapi Arceus berkehendak lain, dia harus menjalani hukuman mati. Dan saya rasa kamu akan menyusul dia di penjara sekarang juga!!! HAHAHAHAHA!!!" kata Clavell sambil tertawa gila.
"Papa..." isak Isa.
Eunchae tergopoh-gopoh menghampiri Isa yang sedang menangis. Tahu-tahu segerombolan mobil polisi menghampiri mereka.
"Lari, Cha!" teriak Eunchae.
Jooyeon dan Gaon ada di dalam mobil.
"TABRAK!" teriak Jooyeon.
Sekarang semuanya all or nothing untuk Jiyoon cs. Jooyeon selamat, namun Gaon tertangkap polisi. Isa dan Eunchae berpisah jalan. Jiyoon dan Chaehyun berlari ke rooftop sebuah bangunan. Jiyoon berhasil menangkis semua serangan Peter dengan sempurna, lalu dia balas dengan kombo yang sakit. Kemudian dia dihadang Officer Dawon, petugas polisi Paldea. Satu bersin teleportasi dan Jiyoon meloloskan diri dari kejaran Officer Dawon.
Chaehyun kemudian menghampiri Rony.
"Ron!" kata Chaehyun. "Ikut gue!"
Chaehyun langsung mengemudi mobil pribadinya dan mengantar Rony dan Jiyoon ke tempat aman.
"Chae, anak-anak yang lain gimana?" tanya Rony.
"Mereka sejauh ini aman..." kata Chaehyun. "Gue akan anter lo dulu ke hotel, lalu Jiyoon akan gue anter ke asramanya Isa."
Tak lama kemudian, Cindy, Sakura, dan Kazuha berkumpul di sebuah ruangan di kantor polisi. Officer Dawon masuk ke dalamnya. Dia melepas ikat rambutnya dan menggerai rambut hitamnya yang lurus dan panjang.
"Selamat malam. Perkenalkan, saya Officer Dawon Nam dari Kepolisian Paldea," kata Officer Dawon.
"Pleased to meet you, Officer Nam. I'm Cindy Kim, and these are my friends, Sakura Miyawaki and Kazuha Nakamura," Cindy memperkenalkan diri.
"Terima kasih. Silahkan duduk," kata Officer Dawon. "Saya mengumpulkan kalian di sini karena satu hal: di depan kalian ada dua ekor Koraidon. Sekilas mereka tampak sama, tetapi yang satu akan ditaruh di Museum Sejarah Alam Paldea untuk dipamerkan di pameran sejarah alam tahunan, dan yang satu akan ditaruh di rumah Clavell."
Officer Dawon kemudian mempersilahkan Cindy, Sakura, dan Kazuha untuk menentukan yang mana mama Isa, yang mana Koraidon yang asli. Karena salah satunya adalah mama Isa yang dikutuk menjadi Koraidon oleh Rony.
(musik: Angelina Mango - "La noia")
Setelah 3 menit...
"Bagaimana, sudah tahu yang mana Anabel Cedar dan yang mana Koraidon yang asli?" tanya Officer Dawon dengan senyum yang sangat manis dan cantik sekali, dia mengibaskan rambutnya.
"Officer Nam, we're sorry, but they look the same," kata Kazuha.
"It's hard to tell which one's which," kata Sakura.
"We can't tell which one's the real deal and which one's Isa's mom," kata Cindy.
"Baiklah, baiklah. Saya mengerti kalian kesusahan. Oleh karena itu, setelah berkonsultasi dengan tim forensik, kami memutuskan bahwa..." Dawon kemudian menempelkan pita merah ke Koraidon yang di sebelah kanan. "...ini adalah Koraidon yang akan kami pamerkan di Museum Sejarah Alam, yang asli."
Cindy, Sakura, dan Kazuha diam saja.
"Oh ya, saya ingin menanyakan sesuatu. Saya dengar kalian sudah tidak lagi bekerja untuk Rony Parulian. Ada apa?" tanya Officer Dawon.
"Rony ternyata orang jahat, dia memaksa kita untuk jahat pula," kata Chaewon.
"Tapi berkat Jiyoon dan kawan-kawannya, kita menjadi orang baik lagi," kata Kazuha.
"Saya bahkan berhasil kembali menjadi manusia karena Eunchae, rekan segrup saya di Lesserafim," kata Sakura.
"Kalian sangat jujur. Tidak enak rasanya menjadi orang jahat, apalagi dipaksa menjadi orang jahat," kata Officer Dawon. "Dengan demikian, mama Isa akan dibawa ke rumah Clavell."
"You can't do that!" kata Chaewon.
"Isa will be so sad," kata Kazuha.
"She cares so much about her mom," kata Sakura.
"I'm sorry, but this is for the best. Just to make sure Isa doesn't cry. Papanya masuk penjara dan diancam hukuman mati, dan besok dia harus disidang untuk menentukan apakah Profesor Cedar akan menemui ajalnya atau tidak. Have a great day, girls. I'm off to take my beauty shower. Must have been a tiring day of police work. It's customary for a police officer to have great skin and hair," kata Officer Dawon sambil berlalu.
Pagi harinya...
Gunil berjalan ke arah Gaeul di lapangan sekolah dengan marah.
"Gunil? Sayang?" kata Gaeul sebelum tamparan keras mendarat di pipinya oleh Gunil. "Ow! That hurts!"
"This is all your dad's fault, Gaeul! He framed Icha's dad and now she's in great misery! Gaon is now in jail because of him!" marah Gunil.
"I didn't mean to do that, Gunil baby. It's just that..." Gaeul mencoba membela diri, tetapi tamparan keras bertubi-tubi mendarat di pipinya oleh Gunil sehingga menimbulkan keributan.
"I pray your dad is fired from Asone Academy!" kata Gunil.
Kemudian Gunil harus kembali berurusan dengan Bu I.L, wali kelasnya di kelas 4A...
"Gunil, kamu seharusnya tidak begitu. Walaupun Gaeul anak kepala sekolah, kamu sebagai pacar tidak boleh seenaknya terhadap dia. Jangan tampar dia," tegur Bu I.L.
"Tapi Bu, papanya Gaeul tega. Dia menjebak papanya Icha dan mengancam Icha masuk penjara dengannya juga. Gaon juga tertangkap karena Direktur Clavell," bela Gunil.
Jungsu dan O.de baru saja tiba dengan mobil. Mereka naik dengan Yujin dan Wonyoung. Tiba-tiba mereka bertabrakan.
"Woi! Apaan lo?!" bentak O.de.
"Lo yang apaan sih! Lo gak tahu mobil gue mahal ini?!" seru Jungsu tak kalah ketus.
"Gak ada urusan! Ini semua gara-gara Gaon ketangkep! Gue jadi hilang konsentrasi!" O.de semakin marah.
"Ini gak ada hubungannya sama penangkapan Gaon!" Jungsu semakin geram dan gila.
Perdebatan mereka sedemikian keras hingga...
"SUDAH, CUKUP!!! Jungsu, O.de, kalian ikut ibu ke ruang guru sekarang juga!" kata Bu Liv, wali kelas 4B, kelas Jungsu dan O.de.
Saat pelajaran matematika di kelas 4C...
"Junhan, kamu tahu di mana Gaon?" tanya Bu Yunseul.
"Maaf, Bu, saya kurang tahu. Saya... saya... hoahm..." kata Junhan sambil menguap.
"Masih ada pintu maaf jika kamu mau memberitahu di mana Gaon berada," kata Bu Yunseul.
Jooyeon juga di-roast habis-habisan oleh Bu Nina, guru biologi dan wali kelas 4D.
"Jooyeon, saya tidak percaya kamu. Gaon pasti bolos lagi, kan?!" bentak Bu Nina.
"Gaon tidak bolos, demi Arceus. Dia tertangkap polisi!" bela Jooyeon.
"Saya tidak mau mendengarkan kata-kata dari mulut seorang pembohong. Sepertinya kami tidak punya pilihan selain mengistirahatkan Xdinary Heroes sementara hingga Gaon bebas," kata Bu Nina.
Kesedihan juga dirasakan oleh Isa.
"Icha, saya kecewa sama kamu. Karena kamu, Gaon tertangkap polisi dan papamu dijebak oleh Clavell sehingga terancam hukuman mati. Sepertinya kami tidak punya pilihan. Kami akan memberikan surat skors buat kamu," kata Bu Jeong Eunwoo, wali kelas Isa di kelas 3C.
Bel pulang pun berbunyi.
Isa memberikan surat dari sang papa untuk Bu Jeong Eunwoo.
"Ini, Bu. Surat dari papa..." kata Isa.
Bu Jeong Eunwoo membacanya. Amarah langsung berubah menjadi pengertian ketika beliau membaca surat yang menyentuh hati dari Profesor Cedar...
"Dear Mrs. Jeong Eun-woo,
I hope this letter finds you in good health. I am writing from jail to inform you that my seminar duties in Paldea are coming to an end, and I have made the decision to return to Asone. However, I cannot bear the thought of leaving Isa behind, as she is my beloved daughter.
It pains me deeply to see how much she has suffered over the years, caught in the midst of a web of unfortunate events. The recent accusations and arrest of Gaon have only added to her burdens. As her father, it is my duty to protect and support her.
Therefore, I am extending an invitation to you, Mrs. Jeong Eun-woo, to accompany us to Asone. I believe that being reunited with her mother will provide Isa with the stability and love she desperately needs. Together, we can create a nurturing environment for her to heal and rebuild her life.
I understand that this is a significant decision and may require careful consideration. Please know that I hold no ill will towards you and that this invitation stems from a place of love for our daughter. I believe that by working together, we can give Isa the chance at a brighter future.
I kindly request that you respond to this letter at your earliest convenience, expressing your thoughts and willingness to accompany us. Should you have any concerns or questions, do not hesitate to reach out. I hope that we can find common ground and make the best decision for Isa's well-being.
With warm regards,
Professor Cedar"
Bu Jeong Eunwoo kemudian berkata, "Papa kamu akan selesai bekerja di sini?"
"Iya, Bu," kata Isa.
"Icha anakku, dengarkan ibu. Setelah membaca surat dari papa kamu, ibu paham kalau waktu kamu di Paldea sudah habis. Bukan salah kamu Gaon tertangkap. Situasi ini, beserta tindakan Clavell dan polisi yang berpotensi membocorkan ID Jiyoon, berada di luar kendali kita," kata Bu Jeong Eunwoo.
"Setelah nanti kamu kembali ke Asone, jangan lupakan ibu dan teman-teman kamu di Paldea. Kita ini keluarga kamu di sekolah. Kita semua mengerti segala pedih hidup yang kamu selama ini simpan dalam hati," lanjut Bu Jeong Eunwoo. "Kita semua sayang sama kamu, Icha."
"Saya juga sayang sama ibu," kata Isa sambil memeluk sang wali kelas.
"Eunchae dan yang lain udah tahu soal kamu akan selesai pertukaran pelajar?" tanya Bu Jeong Eunwoo.
"Belum," kata Isa.
Jiyoon menguping dari luar.
"Isa bener-bener harus pulang sama gue..." batin Jiyoon.
Malam menjelang. Isa kembali ke asrama ketika Jooyeon memukulnya.
"Ow! Jooyeon, stop!" Isa meminta Jooyeon berhenti.
"Harusnya gue gak percaya sama lo!" marah Jooyeon.
"Ya harusnya gue juga gak tahu kalo ada polisi ngejar kita!" teriak Isa sambil menangis.
Sirene polisi meraung.
"Lari, Cha! Polisi!" Jooyeon dan Isa pun berpisah jalan sambil melarikan diri dari kejaran polisi.
Rony dan Chaehyun melihat kejadian itu.
"Yang gue gak bisa terima kalo sampe Icha yang ketangkep," kata Rony.
"Kenapa Icha?" tanya Chaehyun.
"Mama-papanya cerai. Icha ikut papanya. Mamanya nikah lagi, tapi suami barunya punya masalah dengan miras dan alkohol, jadi Icha gak mesra sama mamanya. Papanya... baru-baru ini masuk penjara karena kasus pencurian harta karun Paldea. Tadinya gue pikir hidup gue yang paling hancur. Muncul Icha dengan semua masalahnya," Rony bercerita dengan suara parau. Ternyata di balik kenakalannya, Rony berhati emas dan tidak tega menyakiti Isa.
Chaehyun mengangguk lemah.
"Semua gara-gara gue, Chae," tangis Rony.
"Enggak, Ron. Kalo aja polisi tadi gak ada..." kata Chaehyun.
Mereka terdiam sejenak.
"Chae, gue mandi dulu ya. Kulit gue kering," kata Jiyoon tiba-tiba.
"Oke," kata Chaehyun.
"Now if you'd excuse me, Chaehyun, I have a sister to take care of," kata Rony.
"OK. See you, Ron. I like you," kata Chaehyun.
Jiyoon sedang mandi. Air hangat membuat Jiyoon merasa santai, namun pikirannya sedang kalut karena memikirkan Isa, sahabatnya. Dia menyabuni tubuhnya dengan sabun hotel. Tiba-tiba pintu diketuk. Itu adalah Pak Nainggolan, ayah Rony.
"Ada supir namanya Gaon baru saja tertangkap. Dan ID teman kamu kemungkinan bocor. Jadi kamu harus lebih berhati-hati. Telepon Pak Nainggolan kalau ada apa-apa," kata Pak Nainggolan.
"Siap, Pak. Mauliate," kata Chaehyun.
Kemudian Chaehyun menghampiri Jiyoon yang baru saja selesai mandi.
"Icha aman. Tapi Gaon kena tangkap. Pak Nainggolan juga bilang... polisi mungkin udah tahu identitas lo," kata Chaehyun.
Jiyoon langsung menangis.
Lain halnya dengan Isa. Setelah benar-benar sampai di asrama, Eunchae menghampirinya dengan marah.
"Jangan pernah tinggalin gue kayak tadi lagi! Gue gak pernah ninggalin elu!" kata Eunchae.
"Gue gak pernah ninggalin lu, Chae! Gue nyuruhnya elu lari, gak ada yang siap siaga polisi!" Isa membela diri. Dia kemudian berkata, "Gaon ketangkap, Chae..."
Eunchae pun menangis keras di ranjang.
"I guess Jiyoon holds the answers..." batin Isa.
Lain halnya dengan Rony.
Rona menunggu abangnya pulang ke rumah dengan cemas. Kemudian Rony membuka pintu rumahnya. "Assalamualaikum..."
Bukannya menjawab, Rona malah marah sekali pada abangnya.
"Baru balik?! Lo dari mana aja, Ny?!" bentak Rona.
Rony mendengus kesal.
"Mau ke mana itu? Gue belom selesai ngomong, Ny!" Rona semakin emosi.
Rony mengeraskan kepalannya dan naik darah.
"Cerewet lu, Na! Sok dewasa!" begitu marah Rony.
Di ruang tamu...
"Kenapa kalian bertengkar, Na, Ny?" tanya Pak Nainggolan kepada kedua anaknya.
"Rony susah diatur, Pa, Ma. Udah Rona suruh pulang ke rumah jam 2 siang malah pulang jam 10 malam. Dan dia terus-terusan bilang Rona sok dewasa, Rona sok dewasa," kata Rona.
"Kamu harus maklum, Na. Rony begitu orangnya. Dia memang sering pulang ke rumah malam-malam, tapi kita gak marah. Dia memang sedang mencari jati dirinya sebagai manusia," kata Bu Yati, mama Rony-Rona.
"Tapi kalo Rona punya abang yang bukan Rony... pasti seru..." kata Rona.
"Tarik balik kata-kata lo!" Rony marah dan berlalu ke kamarnya.
Sementara itu di penjara...
"Kamu kenapa, Is?" tanya Profesor Cedar.
Isa kembali membeku dan tidak menjawab.
"Sakit? Berantem sama Jiyoon lagi?" tanya Profesor Cedar.
Isa masih diam.
"Dengar sini. Papa ingat setahun lalu pernah mengucapkan ini ke kamu, Is. Kamu adalah anak papa yang paling kuat. Dari kedua anak papa, kamu dan Jiho, yang paling kuat hanya satu, kamu. Kamu hebat, mampu memperjuangkan semuanya sendiri, bahkan setelah papa dan mama cerai saat kamu 3 tahun. Kamu anak yang mandiri," kata Profesor Cedar.
Mata Isa berkaca-kaca.
"Jadi jika kamu tidak bisa menceritakan apa pun itu masalah kamu, papa cuma bisa pesan satu, Is," kata Profesor Cedar. "Hadepin. Hadepin seperti yang Isa lakuin setahun yang lalu, saat kamu berantem sama Jiyoon."
Kemudian mereka berpelukan.
"Papa sayang sama Isa," kata Profesor Cedar.
"Isa juga sayang sama papa," kata Isa.
Kemudian Isa meminta izin kepada papanya untuk kembali ke Mesagoza.
"Pa," kata Isa.
"Ya, anakku?" tanya Profesor Cedar.
"Jaga diri baik-baik, Pa," kata Isa, "Isa mau balik ke Mesagoza."
"Hati-hati, sweetie," kata Profesor Cedar.
(musik: Eden Golan - "Hurricane")
Montase momen sedih...
Dengan tubuh masih terbalut handuk, Jiyoon merebahkan diri di tempat tidur hotel. Dia melihat langit malam berbulan. Sulit bagi Jiyoon untuk tidak memikirkan Isa untuk saat ini, mengingat sahabatnya tersebut berada dalam bahaya.
Isa terlihat menumpang bus ke Mesagoza. Hatinya sedih setelah menjenguk sang papa tercinta di penjara.
Eunchae sedang tidur dengan orangtua angkatnya. Dia sedih karena Gaon tertangkap, namun melihat ibunya sedang berdoa menambah pedih kesedihan Eunchae, sehingga dia menangis.
Chaehyun sedang menonton film hitam putih sambil maskeran. Dia menangis saat menonton filmnya.
Jooyeon melihat dari luar penjara tempat Gaon mendekam. Dia sedih melihat sosok yang sudah seperti adiknya sendiri harus menderita.
Gaon sedang berada di sel penjara bersama tahanan lainnya. Kehidupan penjara bak neraka dan tidak satu pun hari berlalu di mana Gaon tidak merindukan teman-teman se-band-nya.
Kesedihan juga dirasakan oleh anggota Weeekly lainnya.
Soojin baru saja pulang dari latihan taekwondo dan hendak menyalakan air mandi. Ketika dia melihat fotonya sedang bersama anggota Weeekly lain, dia menangis.
Monday sedang berendam air hangat di bak mandi. Air hangat membuat Monday merasa santai, namun dia tidak merasa santai karena ingat Jiyoon. Dia membenamkan kepalanya ke dalam air.
Soeun tidur bersama sang ayah, Hakim. Dia melihat wallpaper ponselnya, foto dia bersama anggota Weeekly lainnya. Soeun pun menangis.
Jihan baru saja selesai mandi, dan dalam kondisi masih terbalut handuk dia menyalakan komputer. Wallpaper komputernya adalah dia dan para anggota Weeekly lainnya. Dia pun menangis karena ingat Jiyoon.Â
Zoa dan Sakura sedang berbincang.
"It's all my fault, unnie..." tangis Zoa.
"What's wrong?" tanya Sakura.
"I was being an awful sport. I knew I was being mean to Jaehee, but... I shouldn't have done that," kata Zoa di sela-sela tangisnya.
"It's OK to be angry sometimes," kata Sakura dengan bijak.
"I hate being angry," kata Zoa, "It's scary."
"Being angry is natural, Zo," Sakura melanjutkan. "You shouldn't have hit Jaehee, though. You should've just told her how cross you were."
"But Sumin tested our friendship," kata Zoa. "She started the whole martial arts tournament to separate us."
"Can't believe that Sumin could be that cruel to both of you," kata Sakura. "Apologize to Jaehee, and tell her about your feelings."
Tapi yang paling sedih adalah Jaehee.
"Ma..." kata Jaehee.
"Kenapa, Jaehee, anakku?" tanya Marina.
"Jaehee harusnya gak bertengkar sama Zoa setelah turnamen kemaren... Jaehee nyesel..." tangis Jaehee di pangkuan sang mama.
"Emangnya kenapa?" tanya Marina lagi.
"Sumin ternyata menguji persahabatan kami dengan adanya turnamen tersebut. Dia ingin kami terpisah... Momon dan Jihan mihak Jaehee, sedangkan Soojin dan Soeun mihak Zoa..." Jaehee menangis semakin parah.
"Untuk masalah tiga hari yang lalu sudah mama serahkan ke pihak sekolah. Besok, kamu harus minta maaf sama Zoa. Kamu pasti paham perasaan dia gimana," kata Marina, yang kemudian memeluk putri sulungnya.
Tangis Jaehee semakin parah. Kemudian dia berhenti menangis dan berkata...
"Ma, Jaehee boleh mandi?" tanya Jaehee.
"Boleh," kata Marina. Marina tahu betul jika putri sulungnya sedang sedih atau kesal, dia akan melampiaskan kekesalan tersebut dengan mandi air hangat.
Jaehee kemudian melepas pakaiannya dan menyalakan air hangat. Dia menggerai rambutnya dan membasahi tubuhnya di bawah pancuran.
"Ah, that's better," kata Jaehee.
Jaehee mengambil sabun mandi favoritnya selama empat tahun, yaitu Biore Floral Spa. Dia menyabuni tubuhnya selama lima menit sebelum membilasnya. Jaehee dapat merasakan wangi bunga membuatnya rileks.
"Harum..." batin Jaehee.
Selama mandi, Jaehee memikirkan bagaimana Zoa telah menjadi sahabat yang baik untuknya. Pikiran itu semakin kuat ketika Jaehee membilas tubuhnya. Saat dia keramas, Jaehee teringat akan Jiyoon dan resolusi para anggota Weeekly untuk menyelamatkan leader mereka tercinta di Paldea.
Selesai mandi, Jaehee melihat bayangannya di cermin dalam kondisi masih terbalut handuk.
"Inikah aku?" tanya Jaehee pada dirinya. Saat menyentuh kulitnya, Jaehee terkejut bahwa kulitnya kini terasa 4x lebih lembut dari sebelumnya.
"Kulitku lembut banget," kata Jaehee. Kelembutan kulitnya membuat senyumnya kembali. "Halus."
Setelah itu Jaehee memakai piyama pink favoritnya dan tidur dengan Marina, mamanya.
"Ma, besok Jaehee dan yang lain mau ke Paldea," kata Jaehee.
"Iya, anakku. Tenang, mama akan bilang ke orangtua kalian," kata Marina.
Kemudian Marina menyelimuti Jaehee dengan selimut pink dan mencium pipinya.
"Anakku sayang," bisik Marina.
Keesokan paginya, di kediaman keluarga Nainggolan.
Rona sarapan pagi dengan kedua orangtuanya.
"Mana Rony?" tanya Rona kepada Pak Nainggolan.
"Ai, semalam Rony bilang you're better off without him. Jadi, tak perlunyalah dia ada di sini," kata Pak Nainggolan.
"Tapi, memang Rony galak. Dia susah diatur dan semaunya sendiri. Rona dibentak-bentak terus," kata Rona.
"Itu karena dia mau mendisiplinkan kamu agar jadi anak yang baik, dengar kata, dan hidup penuh rasa tanggung jawab," kata Bu Yati.
"Tapi..." omongan Rona terputus.
"Tapi kau juga harus janji, jangan sok dewasa ke Rony. Dia lebih tua dari kau," kata Pak Nainggolan dengan tegas.
"Lain kali hati-hati bila bercakap. Jangan sampai orang tergores hati. Ingat itu," kata Bu Yati.
Kemudian Rona berniat meminta maaf pada abangnya, namun alangkah kagetnya ketika dia mendapati ada sepucuk catatan dari Rony di kamarnya.
"Dear Rona Nadia Nurlatifa Nainggolan
Gue akan pergi
You're better off without me
GOODBYE
- Ahmad Rony Parulian Nainggolan"
Rona mulai panik karena mengira Rony akan berlaku jahat lagi. Kini Rona benar-benar resolute akan mencari abang tercintanya.
(musik: Gate - "Ulveham")
Rona pun pergi sendiri menyusuri pegunungan dan hutan Paldea.
Sementara itu di kediaman Gaeul.
"Gaeul, belum bangun?" tanya Clavell.
Gaeul diam saja. Kemudian dia berkata...
"Papa mana ada sih, waktunya buat Gaeul," kata Gaeul.
"Dengar sini, anakku. Papa telah mencoba menjadi ayah yang baik untuk kamu. Biarpun kamu suka nakal ke teman-teman, kamu punya tujuan hidup: bukan saja untuk menjadi orang yang lebih baik, tapi juga untuk merubah diri papa menjadi orang yang lebih baik," kata Clavell.
"Benarkah itu, Pa?" tanya Gaeul.
"Betul sekali. Karena Papa adalah... Europapa-mu," kata Clavell.
(musik: Joost Klein - "Europapa")
Pagi itu Clavell dan Gaeul habiskan dengan berjingkrak-jingkrak mengikuti lagu "Europapa". Hal itu menambah kedekatan Clavell dan Gaeul sebagai pasangan ayah dan anak.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Simak kelanjutannya di bagian 5 yang Insya Allah akan ditulis bulan Mei nanti.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H