Ki Tapa langsung mengikuti Jaka Someh ke tempat lapang tersebut. Mereka saling berhadapan di tanah lapang, dan segera melanjutkan pertarungan.
Ki Tapa menyerang Jaka Someh dengan jurus-jurusnya yang cepat dan kuat. Meskipun serangan Ki tapa begitu cepat dan kuat, namun Jaka Someh tidak merasa kewalahan sedikitpun juga menghadapi serangan-serangan tersebut, bahkan terkesan meledek dengan melakukan berbagai gerakan yang nampak ringan. Beberapa pohon yang berada di sekitar lapangan banyak yang roboh terkena serangan Ki Tapa. Suasananya tampak begitu kacau balau terkena serangan kuat dari Ki Tapa.
Setelah sekian lama Ki tapa melancarkan jurus-jurus mautnya, Jaka Someh masih tetap dapat berdiri dengan gagahnya. Tak sedikitpun rasa lelah nampak di wajahnya. Sedangkan Ki Tapa terlihat sudah merasa payah akibat tenaganya yang terkuras dalam pertarungan, nafasnya sudah terlihat ngos-ngosan.
Merasa putus asa karena belum mampu merobohkan Jaka Someh, Ki Tapa segera mengambil ancang-ancang untuk menggunakan jurus pamungkasnya, jurus naga geni. Dia langsung memejamkan mata sambil bibirnya berkomat kamit merapalkan mantra-mantra.
Jaka Someh yang melihat sikap Ki Tapa seperti itu, mulai mengatur pernafasannya, dia pun menggunakan jurus barunya, jurus ilalang melawan badai. Jaka Someh memanjatkan doa kepada yang Maha Kuasa untuk memohon perlindungan dari segala marabahaya.
“Bismillahi tawakaltu alallahu, la haula wala quwwata illa billah...”.
Sesaat kemudian, Ki Tapa langsung menyerang dengan melompat ke arah jaka Someh menggunakan kedua telapak tangannya mengarah ke tubuh Jaka Someh, hawa panas langsung menerpa jaka Someh. Namun hawa panas itu mampu di serap oleh jaka Someh dan di salurkan ke dalam bumi. Tiba-tiba kedua tangan Ki Tapa di tangkap oleh jaka Someh dan langsung di banting dengan keras. Bantingannya begitu keras dan dahsyat, Ki Tapa langsung ambruk ke tanah dengan kerasnya, badannya terasa remuk. Dia merasakan payah yang amat sangat.
Meskipun sudah merasa payah, Ki tapa masih tetap berusaha untuk bangkit lagi. Namun upayanya gagal, dia kembali ambruk. Rupanya beberapa sarafnya telah mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga mengalami kelumpuhan. Hatinya mulai berputus asa. Tak menyangka dia dapat dikalahkan oleh Jaka Someh dengan mudahnya. Tubuhnya sekarang terasa remuk dan lemah. Hanya tangannya saja yang masih mampu dia gerakan.
“Kamu..!”
Ki Tapa menunjuk ke arah Jaka Someh
“Sudah Ki Tapa, kita sudahi pertarungan ini, Bertaubatlah Ki Tapa, jangan berbuat kejahatan lagi...” Kata Jaka Someh