"Ma-maju?"
"Tekan pedal gas yang di sebelah kiri, yang kanan untuk remnya. Tekan sedikit saja."
Perlahan tapi pasti, mobil itu berjalan beberapa sentimeter. Terlalu senang, Valene lupa menginjak gas lagi, dia malah bersorak. Kyungju mendengus.
"Kemajuan bagus, beberapa sentimeter. Ayo, kita tambah jadi beberapa meter."
Valene menggenggam setir mobil dengan sangat erat seolah setir itu bisa lepas kalau dia tidak memeganginya sekencang itu, bahkan tangannya mulai berubah warna jadi putih. Mobil berhasil maju sekitar tiga meter dan Kyungju tampak puas.
"Sekarang kita akan belajar berbelok dan tetap di jalanan aspal," ucap Kyungju.
Valene berkeringat semakin banyak, tapi secara perlahan juga, dia berhasil membelokkan mobil mengikuti jalanan aspal, dengan Kyungju menjadi semacam GPS di sampingnya memerintahkan "kiri" atau "kanan" setiap dia ingin Valene berbelok. Ternyata mengendarai mobil tidak sesulit yang Valene pikirkan. Dia mulai suka ini, apalagi mobil Kyungju gampang sekali dikendalikan, begitu ringan dan mulus di jalanan. Mungkin ini karena mobilnya sangat mahal?
"Sekarang noona boleh tambah kecepatan. Kita tidak akan bisa kemana-mana kalau noona menyetir dengan kecepatan 10 km/jam di jalanan Seoul," ujar Kyungju sambil tertawa.
"Kau mengejekku?" tanya Valene tak senang, menginjak pedal gas dengan lebih kencang.
"Ini dia!"
Valene memacu mobil Kyungju dengan kecepatan 20 km/jam, bahkan semakin berani dengan 30 km/jam, mengitari taman.