"Tentu saja aku keberatan, karena aku dan Wookie jarang bisa pergi kencan!"
"Aku juga jarang kencan denganmu."
"Ken... ken... kencan?" tanyaku sambil melotot.
"Hahaha... jangan tegang begitulah. Apa kau tidak mau keluar denganku?"
Yesungie oppa mendekatiku, mendesakku mundur ke tembok di belakangku. Aku memandangi matanya yang memandang lurus ke wajahku, dengan pandangan yang jelas bisa membuatku meleleh. Aku tidak bisa mengingkari bahwa aku masih sangat menyayanginya, apalagi setelah semua yang terjadi di antara kami dulu... tangannya kini di bahuku, dan wajahnya sengaja dia sejajarkan dengan wajahku...
"Oppa... kalau kita dilihat orang..."
"Kau tidak mau lagi denganku, Yifang?"
"Bukannya begitu, oppa..."
"Hahaha... maaf. Ayo kita pergi. Nanti kau tau juga apa alasanku mengajakmu keluar. Ada yang mau kuceritakan."
Hatiku melembut. Kalau memang Yesungie oppa menginginkanku sebagai tempat curhat, aku tidak mungkin tidak memenuhinya, kan? Kebahagiaannya adalah tanggung jawabku juga sebenarnya. Sekitar dua puluh menit kemudian kami sampai di arena ice skating. Berhubung hari ini adalah pagi hari di hari Kamis, arena ice skating tidak begitu ramai dan resiko identitas kami diketahui massa bisa lebih tipis.
"Apa ada yang menceritakanmu tentang kisah gadis masa kecilku?" Tanya Yesungie oppa tiba-tiba.